Menyibak Tuah-Tuah Senggeger dan Minyak Banyu-Urip 

Bambang Mei Finarwanto dan Ruslan Turmuzi: 'Menyibak Senggeger dan Banyu Urip' / Foto: Me
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Penelusuran untuk menyibak rahasia Senggeger dan Minyak Banyu-Urip yang dipercaya punya beragam khasiat mulai dilakukan Tim Ekspedisi Sejarah  PDIP NTB dan Mi6 

MATARAM.lombokjournal.com ~ Masyarakat Lombok sedang menunggu penelusuran  minyak bertuah warisan para leluhur masyarakat Sasak, yakni Senggeger dan Minyak Banyu-Urip.

Kokon, warisan leluhur itu dipercayai memiliki beragam khasiat non sains untuk berbagai hajat, untuk  pamor atau junjung drajat, pengasihan maupun sebagai pelindung Badan (sikep awak).

Setelah melakukan penelusuran beragam ‘rahasia’ yang menyelimuti sejarah di Lombok, kini Tim Ekspedisi Sejarah Situs Kebudayaan dan Artefak Suku Sasak yang digagas PDIP NTB dan Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6, giliran menelusuri minyak bertuah Warisan para Leluhur itu. 

ilustrasi menyibak Senggeger dan Banyu Urip
ilustrasi ~ Senggeger

Masyarakat Sasak di pedesaan pasti sudah familiar dengan istilah Senggeger. Karena legenda Senggeger kerap diasosiasikan ibarat jalan tol mendapatkan Jodoh. 

BACA JUGA: Arkeolog dan Paranormal Dilibatkan, Lacak Situs Kuno Lombok

Masih ingat kan, sebelum era milenial atau 4.0 dikenal ungkapan: cinta ditolak, dukun bertindak.

Tujuan ekspedisi menelisik eksistensi agar mitos senggeger sebagai ilmu warisan leluhur Sasak  tersebut bisa dipahami. 

Agar masyarakat memahami khasiat, kandungan, proses pembuatan, juga puji dan amalan doa dan mekanisme kerja tak kasat mata atau metafisika. 

Kemudian tuah- tuah senggeger dan banyu urip bisa dirasionalkan dengan logika, khususnya yang  berkaitan dengan cara kerja aurora mistisnya yang mampu mempengaruhi persepsi dan kebatinan seseorang. 

“Tim Ekpedisi Sejarah hanya ingin membuka tabir atau rahasia terselubung agar kekuatan tuah senggeger maupun banyu-urip tidak dipandang dalam konotasi negatif  yang tak sesuai kaedah syar’i,” ujar Ketua Tim, H Ruslan Turmuzi, Kamis (09/06/22)

Menurut Ruslan, khasiat Senggeger maupun Banyu-urip bukan termasuk Ilmu Hitam, karena proses pembuatan dan cara kerjanya tetap dalam koridor syar’i.

Dan tidak menyertakan bahan-bahan yang diharamkan, serta doa-doa yang dirapalkan dimudahkan dijabah oleh Allah SWT. 

“Konon  bahan dasar senggeger adalah minyak kelapa, aneka  rempah plus puji dan doa. Demikian Air bertuah Banyu urip, konon bahan dasarnya di ambil dari 9 mata air atau sumur kuno yang tersebar di empat penjuru gumi sasak,” tuturnya.

Semua itu ditambah dorongan kekuatan sugestif dalam diri seseorang turut menentukan keberhasilan khasiatnya. 

Sementara itu Direktur Mi6 , Bambang Mei Finarwanto mengatakan, metode investigasi yang akan dilakukan Tim Ekspedisi Sejarah berfokus menelusuri sejarah dan kekuatan metafisika yang menyelubungi tuah-tuah Senggeger.  

BACA JUGA: Letusan Gunung Tambora, Terkuat Dalam Sejarah

Tim Ekspedisi Sejarah Mi6 dan PDIP NTB hari Jumat (10/06) akan hunting menemui narasumber  yang memiliki kepiawaian dalam ‘meramu’  senggeger.

“Nara sumber itu tidak kaleng-kaleng, agar masyarakat awam mendapatkan informasi  utuh terkait praktek tersebut,” ujar Bambang. 

Menurutnya, ikhtiar ini setidaknya ini bentuk empati Tim Ekspedisi  Mi6 dan PDIP NTB guna melestarikan dan menjaga ilmu dalam para leluhur agar tak lekang oleh waktu dan tehnologi. 

“Seluruh rangkaian hunting  mengungkap rahasia di balik Senggeger dan Banyu-urip ini bisa terdokumentasi secara baik dan rapi, melalui publikasi media di semua platform tehnologi 4.0,” katanya. ***