Menembus Jagat Maya dari Desa

INTERNET DI DESA; bisa mengeksplorasi sistem pemerintahan secara online (e-village) tanpa perlu dana besar yang menguras anggaran desa

Lombok Utara — lombokjurnal.com

Desa ini sebetulnya tak begitu jauh dari pusat kota kabupaten. Dihitung-hitung cuma 10 kilometer. Kendaraan bermotor bisa dipacu secepat kilatan halilintar, desa itu bisa dijangkau tak sampai 15 menit. Tapi 10 tahun silam, butuh waktu 1 sampai 1,5 jam ke Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara itu.

Karena akses jalan ke desa itu amatlah buruk, sangat kontras dengan rata-rata desa lain di Pulau Lombok. Jangan ditanya soal telekomunikasi. Di sana, internet adalah mimpi, dan sinyal telepon seluler pasti raib.

duniamaya di desa,22Agustus2

Kini, meski jalanan belum semulus aspal Kota Tanjung, desa ini sudah bisa dijangkau dalam tempo 15 menit dari ibukota kabupaten. Ini berkat terobosan pemerintah desa Kepala Budiartha dan Kades sekarang Warna Wijaya. Desa harus punya Blog sosial media di internet.

Awalnya tak mudah. Masyarakat desanya, seperti juga Anita, tak tahu banyak soal komputer, apalagi internet. Tapi dia yakin, saran teman dekatnya pasti baik. Maka, ia tak segan minta tolong petugas warnet di kota. Ia naik motor butut berjam-jam ke warnet. Naskah buat blog itu dikirim ke adiknyaa. Kemudian mengunggahnya ke blog. Begitu terus, hingga blog itu eksis.

Pada awalnya memang sulit. Tapi Anto terus belajar, hingga ia juga paham internet. Program desa di pelosok selatan kota itu pun tersiar ke sekujur bumi. “Tapi kerja ini belum maksimal,” kata Warna Wijaya Kepala Desa Bentek. Blog itu harus dikembangkan jadi web, dengan domain sendiri.

Kebangkitan Desa

Menembus jagat maya lewat teknologi informasi kini bisa jadi semacam titik kebangkitan desa. Sejumlah desa seperti Karang Bajo, secara terbuka mengibarkan gerakan migrasi ke open source. “Teknologi ini tengah digandrungi desa,” ujar Operator SID Anto Wijaya.

Atas dasar itulah, pada awal 2015, meluncurkan website SID desa. Ini adalah terobosan baru. Inovasi diajukan karena desa sebagai satuan pemerintahan terkecil tak dapat memakai domain go.id. Soalnya, domain go.id hanya dapat dipakai hingga level kabupaten atau kota. Benar saja, setelah peluncuran, setidaknya puluhan desa sudah registrasi. diantara 4 Desa yang ada di Kecamtan Gangga cuman Desa bentek yang Online sisanya Offline. “Kami berharap semua Desa di KLU di Onlinekan Agar semua Informasi bisa diakses ,” katanya.

Belajar dari Karang Bajo, penggunaan teknologi open source bisa memperbaiki tata kelola layanan pemerintahan. Mereka bisa mengeksplorasi sistem pemerintahan secara online (e-village) tanpa perlu dana besar yang menguras anggaran desa. Dampak lain, warga jadi keranjingan menulis. Tulisan atau berita tentang desa pun mengalir ke berbagai situs dalam menjelajahi lawatan desa, warga segera mengunggah sepotong artikel.

Kebiasaan memakai internet juga menunjang sistem administrasi kantor bebas kertas (paperless). Mereka mulai menginisiasi pengiriman undangan dengan email. Tentu, lebih hemat ongkos, dan lebih banyak pohon selamat dari mata gergaji.

djn elzabar