Mendesak, Sekolah Seni di NTB

SEKOLAH KESENIAN; penting untuk konservasi dan inovasi

MATARAM – lombokjournal.com

Kekayaan khazanah seni di NTB sudah saatnya diikuti dengan adanya pendidikan formal yang  khusus menyelenggarakan kurikulum pengajaran kesenian. “Saya berharap sekolah seni bisa terwujud di NTB,” kata Direktur Kesenian Kementerian Depdikbud, Prof Endang Caturwati dalam percakapan dengan Lombok Journal di Mataram, Minggu (28/8).

Prof Endang Caturwati
Prof Endang Caturwati

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), baik di Pulau Sumbawa atau Lombok, memiliki kekayaan berbagai jenis seni tradisi, antara lain musik tradisi, tari atau sastra lisan. Banyak di antara seni tradisi itu – karena kecilnya perhatian pada konservasi seni tradisi itu – mulai dilupakan masyarakatnya.

Selama dua hari di Lombok, Profesor Endang banyak bertemu dengan guru-guru  di sekolah untuk mendiskusi seputar pendidikan seni di sekolah. Bukan hanya karena potensi khazanaah kesenian di NTB sangat kaya, tapi murid-murid sekolah sangat antusias mengikuti pelatihan kesenian. “Saya jadi bertanya-tanya, kenapa sih di NTB belum ada sekolah seni,” kata Endang.

Memang diakuinya, dampak langsung dari kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan Pemerintah, anggaran bantuan infrastruktur langsung untuk pendidikan seni jauh menurun. Kalau tahun sebelumnya, diberikan bantuan untuk laboratorium seni masing-masing sebesar Rp700 juta  dengan bangunan untuk 15 sekolah, untuk tahun ini jumlah bantuan itu dibatasi hanya untuk empat sekolah.

Meski demikian Endang menganggap penting dan mendesak adanya sekolah kesenian di NTB. Memang belum ada guru-guru yang langsung menyampaikan usulan tentang sekolah kesenian. Namun hasil bincang-bincang dengan para guru, Endang mulai berpikir adanya sekolah  kesenian,.

“Sekolah kesenian itu penting untuk konservasi dan inovasi,” tegas mantan Rektor STSI Bandung.

Dicontohkannya tentang seni Gendang Beleq. Musik tradisi yang sangat populer di Lombok itu sangat diminati siswa. Tapi saat anak didik itu ingin mempelajari Gendang Beleq menghadapi persoalan terbatasnya biaya untuk membeli alat-alat kesenian. Kadang-kadang karena keterbatasan alat-alat iu, anak-anak belajar dengan alat pengganti yang tidak sesuai.

Dengan adanya sekolah seni, antara lain akan mengatasi hambatan-hambatan seperti itu. ”Ini juga memotivasi anak agar bisa berkembang,” kata Endang yang sempat akan membicarakan itu dengan Bupati Lobar, Fauzan Khalid, namun urung karena ia harus segera kembali ke Jakarta.

Suk