Kisah tentang pekerja travel agnt, yang menyelamatkan jiwa tetangganya dengan mendaftarkan dan menanggung biaya iuran kepesertaan BPJS Kesehatan
lombokjournal.com —
Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), ada anggota masyarakat yang secara sukarela berpartisipasi membantu BPJS Kesehatan dalam mensosialisasikan pentingnya terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Tujuannya untuk mendapat manfaat jaminan kesehatan.
Seperti terjadi di Medan, Sumatera Utara, ada relawan yang bersedia mendaftarkan dan menanggung biaya iuran bulanan peserta BPJS Kesehatan yang berasal dari masyarakat miskin.
Namanya Muhammad Ricky Rivai, seorang warga asal Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Hatinya terketuk melihat para tetangganya yang kurang mampu belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
Tetangganya yang erba kekurangan itu tidak memiliki biaya yang cukup untuk mendaftar ke BPJS Kesehatan. Jangankan untuk membayar iuran bulanan, untuk makan dan kebutuhan sehari-harinya pun mereka harus banting tulang.
Tak hanya itu, jarak antara tempat tinggal Ricky dengan kantor BPJS Kesehatan terdekat terbilang cukup jauh, yaitu 35 kilometer.
“Kondisi jalannya rusak, angkot pun jarang lewat. Kalaupun ada, harus dioper dua kali. Wajar jika masyarakat enggan ke sana untuk mengurus pendaftaran karena akses dari tempat kami susah,” kata Ricky.
Ricky pun berinisiatif mendaftarkan masyarakat di tempatnya melalui jalur online. Bekerjasama dengan Ketua RT setempat, ia mendata dan mendaftarkan tetangga-tetangganya yang belum memiliki jaminan kesehatan. Ia juga menanggung biaya iuran bulanan sejumlah tetangganya yang kurang mampu.
Total sudah ada mencapai 80 warga yang dibantu daftar tanpa dipungut biaya macam-macam, selain biaya untuk iuran bulanan pada pertama kali mendaftar. Ada tujuh orang warga miskin yang didaftarkan di kelas III, dan sudah dua bulan ini saya tanggung secara pribadi iuran per bulannya.
“Saya bilang sama mereka, kalau perekonomiannya sudah membaik, nanti iuran bulanannya agar ditanggung yang bersangkutan,” ujar pria kelahiran 29 Agustus 1992 ini.
Sebagai tour agent yang memiliki kendaraan travel, ia juga mempersilakan masyarakat yang sakit, termasuk yang kurang mampu, menggunakan mobilnya untuk berobat ke fasilitas kesehatan.
“Ya itu tadi, sarana transportasi di sini susah. Kita tidak membeda-bedakan siapa yang sakit, kalau butuh langsung kita antar ke rumah sakit secepatnya,” tegasnya.
Ia pun bercerita, dulu pernah mengantarkan salah satu peserta BPJS Kesehatan tanggungannya ke rumah sakit tengah malam karena kondisinya sudah mengkhawatirkan.
Di RS Imelda Pekerja Indonesia Medan, dokter mengatakan bahwa ada penumpukan cairan di bagian dalam liver dan harus segera dioperasi.
“Total lama perawatan pasca operasi adalah 14 hari; 2 hari di ICU dan 12 hari di ruang perawatan biasa. Seluruh biayanya ditanggung biaya BPJS Kesehatan, tidak ada kutipan biaya apapun, termasuk obat yang harus dibeli sendiri ataupun sekedar biaya administrasi,” tutur Ricky.
Ke depannya ia berharap agar JKN bisa memberi harapan baru bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam penjaminan kesehatan yang baik dan berkualitas, tanpa membeda-bedakan si kaya dan si miskin.
Inilah kisah sederhana, tapi bisa menyelamatkan orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan, saat sakit yang membutuhkan biaya besar.
Sumber; Info BPJS Kesehatan