Melambungnya Harga Cabai, Disdag Datangkan Cabai Jawa

Hj.Putu Selly Andayani
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Penanaman cabai di pekarangan rumah akan sangat membantu ibu rumah tangga ketika harga cabai melambung tinggi

MATARAM.lombokjournal.com  —  Harga cabai di Nusa Tenggara Barat melambung yang saat ini mencapai 60 ribu rupiah per kg akibat produksi terbatas.

Program kawasan rumah pangan lestari kontribusinya hanya 0,5 persen dari total kebutuhan konsumsi cabai dalam daerah, belum mampu bisa banyak berperan menstabilkan harga cabai.

Kepala Dinas Perdagangan provinsi NTB, Hj.Putu Selly Andayani mengatakan, akibat harga cabai yang melambung di NTB saat ini sudah didatangkan cabai dari pulau Jawa, jenis cabai Bhaskara.

“Tujuan didatangkan cabai dari wilayah Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan stok cabai dalam daerah. Akibat pengaruh cuaca atau kemarau panjang  banyak petani cabai di NTB yang gagal tanam dan gagal panen,” ujar Selly, Rabu (05/02/2020).

Cabai produksi petani NTB akan mulai panen sekitar akhir Februari atau awal Maret mendatang.

Selain itu luas lahan tanaman cabai di Lombok Timur yang akan panen pada bulan tersebut seluas 6500 hektar.

Menurutnya, penanaman cabai di pekarangan rumah program KRPL perlu digencarkan kembali. Karena penanaman cabai di pekarangan rumah akan sangat membantu ibu rumah tangga ketika harga cabai melambung tinggi.

Pada musim panen cabai bulan Maret harga cabai diperkirakan akan normal kembali.

Harga kebutuhan pokok yang juga mengalami kenaikan, yakni beras, minyak goreng, gula, tepung, telur. Harga daging ayam dan daging sapi tidak mengalami kenaikan.

AYA