Manajemen Risiko Bencana bagi Daerah Rawan Bencana

Sangat Penting Dalam Perencanaan Pembangunan NTB

Wagub NTB menyampaikan sambutan pada acara Australia Awards-Short Course, yaitu Workshop Mainstream Disaster Risk Management Into Annual National and Sub-National Planning and Budgeting di Hotel Prime Park, Kota Mataram, Selasa (24/01/23) / Foto: ofik

NTB sebagai daerah paling rawan bencana, Wagub NTB mengungkapkan tiga tahapan manajemen risiko bencana

MATARAM.LombokJournal ~ Provinsi NTB merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling rawan terhadap bencana. 

Karenanya, manajemen risiko bencana sangat penting bagi Provinsi NTB untuk perencanaan penganggaran nasional dan daerah. 

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat memberikan sambutan pada acara Australia Awards-Short Course, yaitu Workshop Mainstream Disaster Risk Management Into Annual National and Sub-National Planning and Budgeting di Hotel Prime Park, Kota Mataram, Selasa (24/01/23).

BACA JUGA: Wagub Menegaskan, Sistem Kebencanaan yang Baik Jadi Keharusan

Wagub menyampaikan tiga strategi tahapan manajemen risiko bencana di NTB

“Sebagai salah satu provinsi yang paling rawan bencana di Indonesia, manajemen risiko bencana sangat penting dalam melakukan perencanaan pembangunan daerah kita,” kata Ummi Rohmi, sapaan Wagub.

Gempa yang terjadi pada tahun 2018 lalu di Lombok, NTB telah membentuk cara mitigasi untuk mengurangi dampak bencana alam dan dampak perubahan iklim. 

Sehingga Wagub menyampaikan tiga strategi tahapan manajemen risiko bencana di NTB.

Pada tahap “pre-bencana”, kami menjamin kesiapan daerah dan masyarakat terhadap potensi ancaman bencana alam. Contingency plan juga dikembangkan termasuk pemetaan ancaman bencana di setiap daerah dan memastikan sistem peringatan dini terlengkap melalui aplikasi siaga. 

“Kemudian, pada tahap tanggap darurat, Pemprov juga menyiapkan bantuan darurat untuk didistribusikan segera,” jelas Wagub NTB. 

Ia berharap kegiatan tersebut memberikan wawasan bagi Pemprov NTB untuk membuat rencana penanggulangan risiko bencana yang lebih efisien, guna mengatasi tantangan yang dihadapi selama beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, Madeleine Louise Moss, dari Department of Foreign Affairs and Trade Australia (DFAT) di Kedutaan Besar Australia Jakarta, juga berharap Short Course ini memberikan pengetahuan dan pembelajaran dalam manajemen risiko bencana. Dan memperkuat hubungan Indonesia-Australia ke depan.

“Saya berharap para peserta short course dapat memanfaatkan pengetahuan dan pembelajaran yang diberikan para narasumber selama pelaksanaan. Semoga short course ini dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dengan Australia, utamanya dalam respon cepat terhadap kebencanaan,” harap Madeleine Moss.

BACA JUGA: NTB Punya Sumber Daya Laut Mleimpah, Potensinya Triliunan

Turut hadir mendampingi Wagub pada kegiatan tersebut yaitu, Asisten II Setda Provinsi NTB, Kepala Pelaksana BPBD NTB, Kepala Dinas Kominfotik Prov. NTB, dan beberapa stakeholders lainnya. ***