Umum  

Lembaga Survey Politik Dinilai Berpotensi  Turunkan Kualitas Demokrasi

, Lalu Athari Fathullah dan Bambang Mei
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Keberadaan lembaga survey politik berpotensi mendemoralisasi semangat dan spirit caleg muda yang tidak konfiden (inferior) dengan dominasi yang diduga melakukan buzzer penggiringan opini secara sepihak

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto , SH keberadaan Lembaga Survey Politik yang kurang presisi dalam menyampaikan kajian dan hasil survey nya , khususnya dalam hasil – hasil  pemilihan legislatif  2019, justru berpotensi  menurunkan kualitas demokrasi karena informasi yang dipublish terkesan tidak sesuai dengan fakta di lapangan

” Mi6 mendapatkan sejumlah informasi top secret lapangan bahwa pilleg 2019 di NTB berbeda dengan pilleg 2014, dimana caleg muda ( caleg pendatang baru) makin agresif dengan beragam taktik dalam meraih dukungan masyarakat . Mereka ini bergerak ibarat operasi kladestein , senyap tapi masiv,” Kata Dir Mi6,  Bambang Mei.

Didu, panggilan akrab Bambang Mei F mengatakan, gerakan senyap merayap caleg pemula  di basis ini kerap luput dari analisis hasil lembaga survey karena beragamnya strategi caleg muda dalam mengamankan basis-basis pemilih loyalnya.

” Kesan subyektifitas Lembaga Survey tentu akan mempengaruhi kredibilitasnya di mata rakyat,  jika hasil survey nya tidak akurat ,” tegas Didu .

Selain itu kata Didu , keberadaan lembaga survey politik berpotensi mendemoralisasi semangat dan spirit caleg muda yang tidak konfiden (inferior) dengan dominasi yang diduga melakukan buzzer penggiringan opini secara sepihak .

“Bisa jadi tidak bergeraknya  dan tidak agresifnya sejumlah caleg muda didapil pemilihannya ,  selain faktor internal,  tidak tertutup kemungkinan mentalnya sudah down duluan akibat  publikasi lembaga survey yang seolah-olah memperkuat elektabilitas calon  tertentu. Hal ini kemudian dipandang menutup harapan bagi para caleg . Akibatnya  caleg bisa jadi sulit move on menjadi tidak termotivasi di dapilnya ,” ungkapnya .

Sementara itu Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah yang juga Caleg DPRD NTB dapil 8 Lombok Tengah No urut 2 Dari Partai PERINDO tidak pernah mau tahu dan menggubris Lembaga Survey Politik terkait pengumuman hasil caleg yang memiliki elektabilitas yang kuat .

” Saya bersama caleg caleg muda partai lain akan melawan Supremasi  dan membuyarkan prediksi Lembaga Survey tersebut dengan taktik dan strategi lain,” ujar Athar .

Athar menilai bahwa politik itu unpredictable dan selalu bergerak dinamis . Menjudgment hasil konstestasi pilleg melalui survey tidak boleh sepenuhnya dipercayai karena ada faktor subyektifitas. Dan rakyat sudah tahu juga kalau lembaga survey itu tidak sepenuhnya independen.

” Hasil itu tidak bisa tertukar oleh orang yang tidak pernah turun ke basis dan hanya mengandalkan permainan persepsi semata. Saya tetap rajin turun ke basis,  meski tanpa harus memakai jasa dan arahan  lembaga survey. Saya nggak mampu bayar , mending beaya itu utk mengentertain rakyat didapil,” tukas Athar .

Athar memprediksi pilleg 2019 akan makin banyak caleg muda yang melenggang di parlemen karena rakyat menginginkan wakilnya  dari figur yang lebih merakyat dan tidak diragukan track recordnya .

Me