Karya seni bisa menyampaikan pesan-pesan penuh makna, sebagai sarana cegah terorisme dan berkembangnya pahan radikalisme
MATARAM.lombokjournal.com — Kesenian memiliki nilai kuat sebagai sarana sosialisasi pencegahan terorisme dan berkembangnya paham radikalisme. Dengan melibatkan seniman dapat disampaikan pesan-pesan untuk mitigasi tindakan terorisme dan berkembangnya radikaslisme di masyarakat.
Wakil Gubernur NTB. H. Muh. Amin, SH., M.Si menegaskan itu saat membuka dialog pelibatan komunitas seni budaya dalam pencegahan terorisme dengan tema “Sastra cinta damai, cegah faham radikalisme”, di Hotel Grand Legi Mataram, Kamis, (3/8).
Hadir saat itu, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung, tokoh agama, tokoh adat, para budayawan dan mahasiswa.
Di depan ratusan peserta tokoh agama, tokoh adat, budayawan dan mahasiswa, wagub menegaskan pentingnya kerjasama berkesinambungan semua pihak, melalui program-program strategis mencegah terorisme dan radikalisme.
“Kita jadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk membangun negara dan daerah menjadi lebih maju dan kuat, bukan sebaliknya sebagai sumber perpecahan,” ajak Wagub sambil mengingatkan pentingnya mewaspadai adanya sel-sel tidur teroris yang siap bangun.
Pemerintah dan DPR diharapkan segera bersinergi membuat regulasi sebagai payung hukum meminimalisir atau men-zero-kan tindakan terorisme.
Sebelumnya, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung menyampaikan, pelibatan komunitas seni budaya dalam pencegahan terorisme merupakan kegiatan sangat strategis dan perlu terus dilakukan.
Pendekatan seni budaya, akan menjadi strategi efektif mengeleminir masuknya faham radikalisme di kalangan generasi muda. “Melibatkan mereka secara langsung, dan kesenian disenangi oleh banyak pihak,” katanya.
Mitigasi harus mulai dari generasi muda, karena mereka paling aktif berinteraksi dengan media sosial. Generasi muda paling rentan terpapar persoalan radikalisme.
Diharapkan peran tokoh agama dan tokoh adat mencegah tindakan terorisme dan faham radikal. “NTB sebagai daerah yang paling terkenal dengan kepatuhan masyarakatnya terhadap tokoh agama dan kearifan lokal yang ada,” kata Hj. Andi Intang Dulung.
AYA