Saat mencalonkan diri jadi Gubernur tahun 2008, banyak masyarakat dan tokoh tokoh meragukan keilmuannya untuk menjadi seorang gubernur
lombokjournal.com —
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, mengajak mahasiswa dan seluruh anak bangsa yang menempuh pendidikan agama. mulai pondok pesantren hingga pendidikan tinggi Islam termasuk IAIN untuk, banyak bersyukur dan percaya diri.
“Kita tidak bisa mengalirkan energi perubahan, kalau tidak perccaya diri,” tegas gubernur saat menyampaikan materi “Membangun Karakter Leadership Qur’ani” yang bertajuk IAIN Bersholawat dan Seminar Nasional di hadapan ratusan mahasiswa dan rektor di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Sabtu (17/11)..
Bekal ilmu pendidikan agama, menurut Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), lebih dari cukup sebagai modal mengabdi kepada masyarakat dan bangsa.
“Modal pendidikan di IAIN ini sudah lebih dari cukup untuk menjadi apa saja. Termasuk menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan,” ungkap TGB.
Apa yang ditanamkan pada lembaga ini sudah mencakup keseluruhan ilmu untuk menjadi pemimpin.
TGB berkisah, saat mencalonkan diri sebagai Gubernur tahun 2008, banyak masyarakat dan tokoh meragukan keilmuannya menjadi seorang gubernur. Namun, melalui pendekatan kepada masyarakat serta terus belajar, keraguan tersebut hilang bersama Keberhasilan-keberhasilan yang dicapainya.
TGB sempat menceritakan latar belakang pendidikannya, mulai dari paling rendah, Madrasah dan Pondok Pesantren hingga program doktor di Kairo Mesir.
“Semuanya pada jalur dan jenjang pendidikan Islam,” terangnya .
Saat jadi kandidat gubernur NTB pada tahun 2008, pertama kali seorang Kepala Daerah dipilih langsung, banyak pihak underestimate karena ia lulusan pesantren.
Bahkan keraguan itu juga dari para alumni pendidikan agama. Apalagi kandidat yang dihadapi pada waktu itu adalah incumbent, tutur TGB.
Ahli Tafsir lulusan Kairo itu mengajak para pemuda Pontianak meneguhkan komitmen kebangsaan, dengan menjaga dan menjalankan nilai-nilai kebaikan dalam Pancasila, sebagaimana yang dilakukan oleh para pendiri bangsa.
Mahasiswa atau pemuda, lanjut TGB harus memahami bagaimana para pendiri bangsa ini menuangkan konsep Pancasila itu dengan rapi dan sistematis.
Para pendiri bangsa ini meletakkan konsep spiritual pada sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemudian dalam pembukaan UUD 1945 terdapat konsep spiritual yang berbunyi “Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa” sebagai konsep yang lahir dari tokoh tokoh yang memiliki Ubudiyah tinggi.
“Ini sejalan dengan misi kita di dunia saat Allah menciptakan kita, yaitu tidaklah Allah menciptakan manusia kecuali hanya beribadah kepada-Nya,” tegas TGB.
TGB mengingatkan pemuda untuk tidak lupa pada misi kedua, membangun bumi Allah ini dengan pembangunan fisik yang mempunyai nilai kebaikan. Kalau konsep ini terus diperjuangkan, maka apa yang dilakukan merupakan bagian dari membangun agama.
TBG menutup orasinya tersebut dengan menyampaikan misi ketiga bagi seorang manusia saat Allah menciptakannya. Manusia diutus sebagai Khalifah di muka bumi yang bertugas membangun bumi Allah dengan nilai-nilai kebaikan.
AYA/Hms
BACA JUGA : Membangun Peradaban Bangsa, Ibarat Sholat Berjamaah
—