IWAN Sempat Pasrah Terkendala Biaya, JKN-KIS Tangggung Biaya Cuci Darahnya Seumur Hidup

Iwan Paryono
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Peran program jaminan kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan ini diakuinya juga sangat berpengaruh pada keuangan keluarganya

JAMKESNEWS ;   Banyak masyarakat yang telah merasakan manfaat dari Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Baik itu untuk pengobatan penyakit ringan sampai dengan pengobatan yang membutuhkan tindakan operasi, bahkan rehabilitasi medis.

Salah satu penerima manfaat dari Program JKN-KIS tersebut adalah Iwan Paryono.

Peserta JKN-KIS  yang atu ini ini dari segmen peserta bukan penerima upah ( PBPU ), tak pernah menyangka hadirnya Program JKN-KIS telah membantu keberlangsungan hidupnya selama ini.

Ia mengungkapkan pengalamannya saat terkena penyakit ginjal dan sebelum adanya Program JKN-KIS.

“Saya punya sakit batu ginjal dari tahun 1984. Saat itu saya masih ditanggung oleh perusahaan tempat saya bekerja. Pernah melakukan operasi terkait sakit ginjal sampai 5 kali,” kata Iwa mulai bertutur.

Pada tahun 2007, Iwan  sudah tidak bekerja lagi dan sejak saat itu berhenti berobat, karena tidak ada biaya.

“Sejak Program JKN-KIS ini ada pada tahun 2014, saya mendaftarkan diri sebagai peserta di hak kelas rawat kelas 2. Setelah beberapa kali saya periksa, saya divonis untuk tindakan HD seminggu satu kali,” tuturnya kepada Jamkesnews, Jumat (26/04).

Peran program jaminan kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan ini diakuinya juga sangat berpengaruh pada keuangan keluarganya.

Iwan tidak tahu bagaimana jika tidak ada Program JKN-KIS yang membantu membiayai pengobatan penyakit Iwan sehingga dia tidak lagi resah memikirkan biaya berobat.

Bahkan ia sempat mengatakan, tanpa kehadiran Program JKN-KIS, rasanya ia ingin memasrahkan semuanya kepada Tuhan karena sedemikian susahnya mencari biaya untuk berobat.

Bayangkan, begitu terbantunya masyarakat dengan JKN-KIS. Apalagi seperti dari kalangan yang tidak mampu, yang setiap kali melakukan terapi cuci darah selama seminggu sekali membutuhkan biaya yang sangat menguras kantung.

“Saya merasa senang sekali mempunyai JKN-KIS karena pelayanan dari dokter keluarga sampai rumah sakit sudah baik, tidak membeda-bedakan pasien umum dan pasien JKN-KIS. Bagi saya, kalau tidak ada Program JKN-KIS ini, mungkin saya sudah berpasrah diri saja atas penyakit saya,” kata Iwan.

ma/as/jamkesnewws

Narasumber : Iwan Paryono