Inflasi NTB Bulan Juni Di Atas Angka Nasional

Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih menjelaskan angka inflasi NTB di kantor BPS di Mataram, Senin (3/7). (foto: AYA/Lombok Journal)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Bulan Juni  2017 NTB mengalami inflasi sebesar 0,58 persen

MATARAM.lombokjournal.com — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat, bulan Juni 2017 NTB mengalami inflasi sebesar 0,58 persen, angka inflasi ini di atas angka inflasi nasional yang tercatat 0,69 persen.

“Terjadi Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 127,25 pada bulan Mei 2017 menjadi 127,99 pada bulan Juni 2017,” kata Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih di kantor di BPS di Mataram, Senin (3/7).

Dikatakannnya, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,47 persen,, dan kota Bima sebesar 0,98 persen. “Mataram mengalami inflasi lebih kecil dari kota Bima,” jelasnya.

Inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks kelompok sandang, makanan jadi, minuman ,Rokok , transport, kesehatan, kelompok perumahan gas, air , listrik  dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.

Menurut Endang, komoditas terbesar penyumbang inflasi adalah, bawang merah, angkutan udara, nasi dengan lauk, tongkol dan tarif listrik.

“Sementara komoditas terbesar menyumbang inflasi antara lain, bawang putih, cabai rawit, daging ayam ras, tomat, nasi dengan lauk , tarif listrik , daging sapi,  sayur dan telepon seluler,” paparnya

Laju Inflasi NTB tahun kalender Juni 2017 sebesar 2,19 persen, lebh tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Juni 2016 sebesar 1,42 persen. Begitu juga dengan laju inflasi “tahun ke tahun” Juni 2017 sebesar 3,38 persen, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan Juni 2016 sebesar 4,38 persen.

Dari 82 kota yang menghitung IHK, tercatat 79 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Tual sebesar 4,48 persen di ikuti kota Kendari 3,58 persen.

Sedangkan inflasi terendah terjadi di kota Merauke sebesar 0,12 persen di ikuti kota Pekanbaru sebesar 0,15 persen.

“Deflasi terbesar terjadi di kota Singaraja sebesar 0,64 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Denpasar sebesar 0,01 persen,” tutupnya.

AYA