Hayi Nukman Ciptakan Aplikasi “SAMPUN” , Teknologi Informasi Mengelola Sampah Menjadi Uang

Hayi Nukman, peuda asal Narmada, Lombok Barat, pencipta aplikasi SAMPUN, agar sampah tidak hanya menjadi barang yang dibuang begitu saja. Namun sampah dapat menjadi sumber daya dan dengan aplikasi ini masyarakat dapat membuat sampah menjadi berkah. (Foto; AYA)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Adanya aplikasi SAMPUN, masyarakat akan lebih mandiri dan menyadari bahwa sampah dapat menjadi sumber daya, sehingga tidak ada lagi masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com —  Di tengah geliat pemerintah daerah mewujudkan NTB Asri dan Lestari melaui program bebas sampah (Zero Waste), Hayi Nukman, seorang pemuda asal Narmada Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB, bersama teman-temannya menghadirkan sebuah inovasi  teknologi informasi, yakni  membuat aplikasi bernama Sampah Untuk Negeri (SAMPUN).

Hayi memang dilahirkan dengan bakat dan skill dibidang teknologi. Sejak sekitar 6 tahun yang lalu, ia mengaku sudah berkiprah di industri Teknologi informasi.

Ia punya keinginan besar berkiprah dan bermanfaat bagi masyarakat. Keinginam itu membuatnya terus berkreasi untuk menciptakan teknologi mengubah sampah menjadi sumber daya bagi masyarakat kini terwujud.

Istilah “Sampun” diambil dari Bahasa sasak yakni berarti sudah.

“Nama SAMPUN kita ambil dari bahasa ibu kita, yakni bahasa Sasak. Dimana Sampun dalam bahasa Sasak berarti Sudah.” tutur Hayi di Narmada, Selasa(30/07-2019).

Cara kerja aplikasi SAMPUN sangatlah sederhana. Masyarakat cukup datang ke BSU (Bank Sampah Unit) partner yang sudah disiapkan dengan membawa sampah dan KTP sebagai ID tabungan sampah dari masyarakat.

Dengan adanya aplikasi SAMPUN, masyarakat akan lebih mandiri dan menyadari bahwa sampah dapat menjadi sumber daya, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang akan membuang sampah begitu saja.

Dari ID KTP akan dikonversi dengan nomor rekening tabungan di bank yang telah bekerjasama dengan SAMPUN.

“Setelah sampahnya ditimbang, nilai sampah langsung dikonversi ke nilai rupiahnya. Alat timbangan digital tersebut sendiri adalah karya anak NTB yang termasuk kategori timbangan pintar, karena langsung mengirim data ke aplikasi,” jelasnya.

Hasil pengumpulan sampah yang telah ditimbang akan langsung masuk ke dalam tabungan.

Kemudian, nilai uang di dalam buku tabungan tersebut dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti membeli sembako, membeli pulsa listrik, membeli Gas, beli pulsa HP dan lain-lain.

“Ked epan, juga kita upayakan untuk membayar obat di Puskemas atau fasilitas kesehatan lainnya yang menjadi partner kita, dan tidak menutup kemungkinan, bayar sekolah nantinya bisa dengan ini,” papar Hayi.

Dengan inovasi teknologi ciptaannya itu, Hayi berharap agar sampah tidak hanya menjadi barang yang dibuang begitu saja. Namun sampah dapat menjadi sumber daya dan dengan aplikasi ini masyarakat dapat membuat sampah menjadi berkah.

Menurutnya, tantangan yang paling sulit saat ini adalah bagaimana  menyadarkan masyarakat. Terutama tentang pentingnya menjaga lingkungan dan nilai dari sampah itu.

Namun dengan aplikasi SAMPUN ini, ia optimis, secara perlahan akan tumbuh kesadaran masyarakat akan sampah. Jika dikelola dengan baik, sampah bukan lagi sumber petaka melainkan bisa menjadi berkah.

“Saya pulang ke Lombok juga karena ingin bermanfaat bagi daerah dan masyarakat sendiri, ada kepuasan hakiki,” tuturnya.

AYA