lombokjurnal.com
Pendidikan formal rendah, tak menjadi halangan terus maju. Meski hanya lulusan SMP, dengan percaya diri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di universitas terkemuka di Amerika Serikat yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University.
Sejak diumumkan duduk dalam jajaran kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla, mulai diketahui luas pendidikan Menteri Susi. Karena tak menyelesaikan pendidikan menengah atas, atau hanya mempunyai ijasah SMP, banyak kalangan mempertanyakan kapabilitas Menteri Susi.
Tapi pengusaha perikanan sukses pemilik Susi Air yang dikenal ‘nyentrik’ itu tak ambil pusing. Waktu banyak yang mencibir pendidikannya, ia hanya menceritakan pertemuannya dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja. “Susi itu sudah terlalu pintar, jadi tidak perlu sekolah’,” ujar Susi menirukan perkataan Sarwono, waktu itu di depan wartawan.
Selanjutnya, mantan menteri yang juga adik kandung Mantan Menlu Mochtar Kusumaatmaja itu menegaskan, “’Tenang saja ya Sus, yang perlu sekolah itu ya kita-kita yang bodoh ini’,” kata Sarwono waktu itu.
Presiden Jokowi pernah menceritakan, Susi memulai usahanya dari menjual ikan di daerah Pangandaran, Jawa Barat, yang juga dikenal sebagai salah satu sentra nelayan di Tanah Air.
“Beliau (Susi Pudjiastuti) memulai usaha dari jualan ikan di TPI (tempat pelelangan ikan),” kata Presiden Jokowi di Jakarta, bulan Oktober 2014.
Memberi Kulaih Umum di Harvard
Hari Senin, awal minggu ini waktu setempat, secara maraton Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di di Amerika Serikat yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University. Selama Susi mengajar di.kedua kampus yang berada di Cambridge, Boston tersebut, banyaknya mahasiswa hadir dan berebut memberikan pertanyaan.
Menteri Susi memaparkan kebijakan yang ditempuh Indonesia dalam memerangi illegal fishing di kampus MIT Sloan School of Management. Pemerintah memperketat pengawasan di perairan Indonesia, tidak hanya dengan peningkatan armada namun juga dengan memanfaatkan teknologi.
Global Fishing Watch menjadi sistem informasi dan teknologi yang diandalkan mengontrol pergerakan kapal perikanan melalui satelit secara realtime. Siapa saja bisa ikut memantau usaha penangkapan ikan di Indonesia melalui aplikasi yang dikembangkan SkyTruth, Oceana dan Google ini.
Susi pun bicara bagaimana para pelaku illegal fishing saat ini lebih pintar dan lebih canggih melakukan aktivitas penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia. Banyak modus baru ditemukan, seperti pada kasus MV Viking yang telah di tangkap beberapa waktu yang lalu di perairan Kepulauan Riau. Kapal buruan interpol Norwegia tersebut kapal sudah 13 kali ganti nama, 12 kali ganti bendera dan 8 kali ganti Call sign.
Tiga Pilar Strategi
Sementara itu, dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia dan Laut Masa Depan Bangsa dilakukan melalui tiga pilar strategi yakni Sovereignty, Sustainability, dan Prosperity. Pemberantasan illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing menjadi bentuk bagian dari penegakan kedaulatan (sovereignty) di laut.
Tiga pilar strategi pembangunan perikanan Indonesia di bahas secara gamblang oleh Menteri Susi saat berbicara di kampus Harvard Kennedy School, pada Senin siang waktu setempat atau malam hari waktu Indonesia. Indonesia sebagai negara maritim yang tiga alurnya dipergunakan sebagai lalu lintas laut dunia, dan panjang pantainya terpanjang kedua di dunia, tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari bidang kemaritiman.
Penerimaan negara dari industri perikanan pada 2013 hanya Rp227 miliar. Karena Indonesia membiarkan terjadinya penangkapan ikan secara ilegal. Lebih dari 10 ribu kapal milik perusahaan negara Tiongkok, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia melakukan penangkapan ikan secara tidak sah di perairan Indonesia.
“Menurut Wakil Presiden Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, setiap tahun minimal ikan yang ditangkap secara ilegal dari perairan Indonesia nilainya USD20 miliar,” sebut Susi. Sejak menjabat menteri, fokusnya agar Indonesia menegakkan kedaulatannya di bidang kemaritiman.
Awal menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Susi mengumpulkan dan menyampaikan kepada para duta besar negara sahabat bahwa Indonesia akan menindak keras kapal-kapal yang melakukan penangkapan ilegal. Setelah itu, beberapa kapal asing yang masih mencoba melakukan penangkapan ilegal telah ditindak, bahkan ditenggelamkan. Kini puluhan ribu kapal asing itu sudah keluar dari wilayah Indonesia.
Langkah tegas ini bukan hanya untuk kepentingan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu juga penting mencegah perdagangan manusia dan narkoba. “Manfaat lebih lanjut konsumsi solar nasional turun tiga puluh enam persen,” kata Susi.
Pakar ekonomi Universitas Harvard, Gustav Papanek mengajukan pertanyaan, sejauh mana perikanan bisa menyerap tenaga kerja Indonesia. Gustav yang banyak membantu perumusan kebijakan ekonomi Indonesia, berpandangan perikanan seharusnya bisa menggantikan sektor pertanian sebagai pembuka lapangan kerja.
Menurut Menteri Susi, bila tiga pilar strategi bisa dijalankan, orang akan tertarik menggeluti perikanan. Pembukaan satu juta lapangan kerja bukan mustahil. Apalagi pemerintah sudah menghapuskan industri pengolahan produk perikanan dari daftar negatif investasi.
Rayne Qu (DS/www.kkp.go.id)