Hadir Di Pertemuan Asosiasi Perdagangan dan Jasa China, Untuk Menarik Investor China Ke NTB

Lalu Gita Ariadi (kanan)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

“Saya berharap agar investor-investor China yang serius bisa tertarik dan segera berinvestasi di NTB”

MaTARAM.lombokjoural.com  ;  Lalu Gita Ariadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP NTB hadir mewakili Gubernur NTB, dalam pertemuan tahunan asosiasi perdagangan dan  jasa China,  di Zangjiajie Hu Nan pada tanggal 27 – 29 September 2019.

Forum ini untuk memahami arah kebijakan ekonomi  China sekaligus untuk  menjajaki peluang investasi bagi daerah kita.

Hadir juga Firdaus dan Guan Yue, perwakilan GOBID di Indonesia. GOBID adalah sebuah platform China yang membantu pengusaha-pengusaha  dunia bekerjasama di bidang tender internasional, investasi, perdagangan dan informasi.

Saat pembukaanm,  hadir pembicara-pembicara utama dari pemerintah, kalangan akademisi, pengamat dan pelaku ekonomi dari berbagai bidang usaha di China.

Analisa Prospek perdagangan dan investasi, dampak konflik perdagangan Tiongkok – AS, prospek ekonomi digital, pengembangan e-commerce lintas batas,  inovasi tekhnologi, rintisan kerjasama ekonomi,  menjadi topik bahasan dalam forum pertemuan tahunan ini.

Beberapa negara dan daerah yang memiliki potensi dan peluang  investasi yang dinilai bagus, seperti Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat diundang untuk memaparkan kebijakan,  rencana pembangunan serta kebijakan perizinan dan insentiF investasi yg disiapkan di masing-masing daerah.

Indonesia dinilai  punya kesempatan menjadi tempat relokasi investasi china.

Selama ini Bangladesh dan beberapa negara asia tenggara memang menjadi pilihan relokasi investasi China karena mereka menyiapkan free trade zone bagi pengusaha China dengan berbagai kemudahan dan insentifseperti perpajakan, tenaga kerja dan lain-lain.

Pada kesempatan one on one meeting dengan para calon mitra investor yang tertarik dengan potensi dan peluang investasi di NTB, Kadis DPMPTSP NTB  memaparkan kebijakan nasional untuk ciptakan iklim investasi yang sehat di indonesia termasuk di daerah-daerah.

Secara nasional sudah  ada UU No 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone ) seperti Free Trade Zone yg diinginkan investor China.

Presiden RI sangat pro investasi terbukti dengan dilahirkannya berbagai paket kebijakan ekonomi, kemudahan berusaha ( Peraturan Presiden nomor 91 tahun 2017 ), kemudahan  perizinan melalui system OSS ( Online Single Submission )  menurut PP 24 tahun 2018 serta kebijakan  terbaru ttg insentive investasi.

Pemprop NTB di bawah kepemimpinan Dr. Zulkieflimansyah  dan Dr. Hj. Siti Rahmi Djalilah  juga memiliki visi misi dan kebijakan yg ramah investasi.

Menyadari keterbatasan fiskal daerah,  selama ini Pemda NTB berjuang menarik masuknya invrstasi ke NTB.

Dalam perda 3 tahun 2015 tentang Penanaman Modal maupun Perda 8 tahun 2016 tentang insentif bidang pajak dan retribusi daerah di Kawasan Ekonomi Khusus, penyederhanaan perizinan dan lain-lain adalah bentuk regulasi dan policy menjadikan NTB yang ramah investasi.

“Saya berharap agar investor-investor China yang serius bisa tertarik dan segera berinvestasi di NTB,” kata Llau Gita Ariadi.

AYA/HmsNTB