Kelurahan Leneng di Lombok Tengah disebut ‘kampung oksigen’ karena bersih dan asri, membuat Gubernur Zul puji kebersihannya
LOTENG.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB Zulkieflimansyah terpukau dengan keberhasilan Kelurahan Leneng yang mampu mengembangkan destinasi wisata bersih dan asri.
Saking asrinya, Leneng disebut sebagai “Kampung Oksigen”.
Dinamakan ‘kampung oksigen’ karena benar-benar bersih dan asri. Kalau ada kemauan dan keteladanan bersih dan asri itu bukan hal mustahil.
“Luar biasa Leneng!” puji Bang Zul saat kunjungan kerja di Leneng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Senin (07/02/22).
Menurutnya, Leneng dan Kecamatan Praya pada umumnya kini mulai hijau dan asri. Banyak perubahan, tampak terlihat indah dan sejuk.
Ia berharap kepada lurah dan camat dapat mengembangkan wilayahnya di Lombok Tengah sehingga kampung oksigen dapat dikenal wisatawan lokal dan mancanegara.
BACA JUGA: Gubernur Minta Umat Hindu di KLU Jaga Keberagaman
Sehingga saat MotoGP di Mandalika, akan menjadi titik khusus untuk berkunjung dan berwisata di Kabupaten Lombok Tengah.
Senada dengan Gubernur NTB, Kadis DLHK Provinsi Ir. Madani Mukarom mendukung pengembangan kampung oksigen di Leneng.
“Untuk itu jangan putus berkomunikasi dan berkoordinasi, agar yang menjadi kebutuhan masyarakat dapat kami fasilitasi, untuk mendorong percepatan zero waste,” jelas Madani.
Sementara itu, Camat Praya, Baiq Murniati menyatakan kesiapan wilayahnya terus mengembangkan kampung oksigen.
“Insya Allah kami akan dorong pembentukan kampung oksigen. Karena berawal dari persoalan sampah di Leneng, sehingga berbagai kegiatan berbasis lingkungan terus kami dukung, termasuk bersinergi dengan Pemprov. NTB,” ujarnya.
Selain itu, Ketua Pokdarwis Kampung Oksigen, Lalu Muh. Isnaini menjelaskan, kegiatan kampung oksigen ini berbasis lingkungan.
Merubah perilaku masyarakat seperti mengelolah sampah, dengan memilah dan memilih sampah organik dan non organik. Sehingga perilaku membuang sampah mulai berkurang.
“Kami awali penanganan sampah berbasis rumah tangga, ibu-ibu di edukasi agar memilah sampah organik dan menjualnya ke bank sampah,” jelas mantan Lurah Leneng ini.
Begitupun peran masyarakat terhadap kegiatan di lingkungan terus didorong. Karena persoalan sampah ini bukan masalah tugas, tapi masalah kesadaran.
Selain itu, menurutnya kelurahan Leneng juga melakukan siaga bersih dan siaga lestari.
Tidak hanya mengelola sampah tapi membuat biopori dengan Program 1.000 biopori.
Sehingga sekarang masalah banjir akibat sampah dan drainase tersumbat berkurang. Gerakan menanam pohon untuk penghijauan juga secara masif semakin banyak di Leneng.
RangkAian kegiatan yang memanfaatkan sektor pertanian sebagai objek utama, dengan melibatkan paRtisipasi masyarakat aktif yang berada di tengah kota Praya.
BACA JUGA: Hari Pers Nasional (HPB) 2022 Mengangkat Isu Lingkungan
“Dari situlah mulai terbangun agrowisata di tempat kami. Memanfaatkan lahan untuk penghijauan di sekitar IPDN,sehingga tercipta tempat yang sejuk dan indah,” tambanya.
Ada banyak destinasi wisata di Leneng, satu di antaranya ada “Mini Forest” Portir Indonesia.
Mini forest dibangun untuk menjaga ekosistem yang dicirikan oleh pohon-pohon yang cukup rapat yang berhubungan dengan masyarakat, dan tumbuhan dari berbagai ukuran untuk menghasilkan siklus air dan oksigen yang baik.
Turut mendampingi Gubernur NTB, Kaban Kesbangpol, BPKAD, Kadis LHK, Kasat Pol PP dan Karo Kesra. Hadir pula pada kegiatan tersebut, Sekcam Praya, Lurah Leneng dan penggiat lingkungan. ***