Belajar lebih banyak dari Bali, terkait strategi dalam memajukan dan mengembangkan destinasi wisata yang berkelas dunia
lombokjournal.com —
DENPASAR ; Konsep pengembangan Pariwisata berkelanjutan di Provinsi NTB dipaparkan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dalam Diskusi Strategis Tahunan Ke-5 MarkPlus Tourism, di Denpasar Bali, Senin (09/03/20).
Gubernur Zul yang hadir bersama istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE, M.Sc. memaparkan “The New NTB, Toward Sustainable Tourism” yang membahagiakan para wisatawan, menghadirkan suasana aman dan nyaman.
Focus Groups Discussion (FGD) tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan MarkPlus Tourism, untuk mengevaluasi pencapaian dan identifikasi tantangan pariwisata Indonesia.
Menurut Gubernur Zul, dalam pengembangan pariwisata yang tidak kalah penting dari itu adalah NTB yang mampu menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakatnya sendiri.
“Masyarakat NTB tidak boleh jadi penonton di tanah sendiri,” paparnya yang disambut tepuk tangan peserta.
Mewujudkan Pariwisata NTB yang berkelanjutan, NTB fokus menjalan program unggulan mewujudkan NTB Gemilang.
Salah satunya Sektor Pariwisata dengan menciptakan destinasi yang berkualitas melalui pengembangan atraksi, amenitas dan aksesibilitas.
Industrialisasi dengan peningkatan nilai tambah komoditi produksi NTB. Zero Waste upaya pelestarian lingkungan melalui penanganan sampah, sedangkan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan peningkatan skill melalui beasiswa NTB.
Ke depan, NTB terus berkolaborasi dengan Bali dalam membangun pariwisata.
Menurutnya, MarkPlus Tourimsm harus menjadi agen Provinsi NTB untuk belajar lebih banyak dari Bali, terkait strategi dalam memajukan dan mengembangkan destinasi wisata yang berkelas dunia.
Merawat budaya leluhur
Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam paparannya mengatakan, hubungan antara Bali dan Lombok sudah dirancang jauh hari, namun akibat peristiwa bom Bali satu, semua rencana tersebut tertunda sampai saat ini.
Menurutnya perbedaan merupakan jalan untuk mendapatkan pengalaman.
“Tidak mungkin ada pengalaman tanpa adanya perbedaan,” paparnya.
Ia mengatakan, perbedaan yang paling menonjol di Indonesia adalah budaya, perbedaan kultur ini harus tetap dijaga, yakni agama, seni, bahasa, teknologi dan sistem mata pencaharian adalah unsur kultur yang harus tetap dijaga keberagamannya.
Wagub Bali menekankan, ked epan konsep pengembangan Pariwisata Bali harus mengedepankan perbedaan.
Menurutnya, Pariwisata Bali akan berkelanjutan apabila masyarakat Bali terus menjaga dan merawat budaya leluhur yang ditinggalkan.
“Jangan sampai melakukan experience yang aneh-aneh,” tuturnya.
Bali dengan karakter Hindu-nya, Lombok dengan Karakter Islam-nya dan NTT dengan karakter Kristen harus dijaga dan dipertahankan. Hal ini untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah kita. “Mari kita kembangkan daerah kita sesuai dengan karakternya,” pungkasnya.
Founder & Chairman MarkPlus Tourism, Hermawan Kartajaya mengatakan, diskusi strategis tahunan yang sebelumnya telah dilaksanakan empat kali berturut-turut, sejak tahun 2016 di Jakarta dan Bali.
Hasil dari diskusi tersebut akan diserahkan secara resmi kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan selama ini telah mendapatkan respon yang positif.
Ia menjelaskan, tema kali ini akan mengangkat tentang Quality Tourism baik secara definisi, kesiapan destinasi, maupun rekomendasi kebijakan, strategi dan taktik yang berfokus pada pembahasan strategi-strategi ke depan.
Upaya ini mengoptimalkan dan menyelaraskan pembangunan dan pemasaran destinasi, sesuai arahan Presiden Republik Indonesia yaitu Quality Tourism.
AYA/HmsNTB