Gubernur NTB Tergaskan Untuk Rawat NKRI

Gubernur TGH M Zaionul Majdi berjalan bersama Kaploda NTB, Brigjen Pol. Firli, M.Si, Danrem 162/WB, Farid Ma’ruf, Danlanal Mataram., Selasa (23/5) Foto: Humas NTB)

NKRI merupakan  akad (komitmen) besar  dalam kehidupan sebagai warga negara dan manusia nusantara. Sebagai umat Islam,  republik ini  merupakan warisan ulama.

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi  mengatakan itu, saat menghadiri  Do’a Bersama dan Silaturrahmi TNI/Polri, Ulama dan Masyarakat guna Memelihara Kebhinekaan serta Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan NKRI, di Masjid Baitussalam, Polda NTB, Selasa (24/05/2017).

Ditegaskannya, tak ada kata lain dalam konsep Islam terhadap sesuatu yang baik yang kita warisi, kecuali manjaga dan marawatnya.

Gubernur menguraikan,  Al Qur.an di Surah Al-Maidah ayat 1 diperintahkan orang-orang beriman menunaikan akad-akad. “Tunaikan itu, penuhilah. Komitmen itulah yang dimaksud akad,” jelasnya di hadapan Kaploda NTB, Brigjen Pol. Firli, M.Si, Danrem 162/WB, Farid Ma’ruf, Danlanal Mataram.

Akad atau komitmen itu tidak hanya menyangkut akad laki-laki dengan seorang perempuan dalam lembaga pernikahan, atau akad antara seorang pembeli dengan seorang penjual dalam suatu transaksi bisnis. Tetapi sebagai warga negara, salah satu yang akad yang utama adalah negara kesatuan Republik Indonesia, dengan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 dengan seluruh peraturannya.

“Kalau kita mengaku orang beriman, maka tidak ada kata lain, laksanakan apa yang diperintahkan Allah, yaitu tunaikan akad-akad itu,” ungkap TGB.

Sebelumnya, Kapolda NTB, Brigjen Pol. Firli, M.Si menyampaikan, silaturahmi digelar dalam rangka memelihara kebhinekaan serta memperkokoh persatuan.  Kapolda mengingatkan, banyak hal dapat mengusik idiologi yang disepakati.

Masih ada masyarakat yang mengembangkan ideologi baru selain Pancasila. “Saya pikir, sangatlah  tepat kita mengadakan acara ini. Yaitu memelihara kebhinekaan serta memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI,” jelasnya

Acara tersebut juga digelar sebagai wadah silaturrahim menjelang bulan puasa. Menjadi momentum menguatkan persaudaraan sebagai bangsa.  Harus disyukuri hidup di Indonesia, dengan beragam suku dan agama.

“Ini adalah kekuatan bangsa. Dan ini bukan keinginan kita, namun kehendak ALLAH SWT,” pungkasnya.

AYA/HMS