Festival Bulan Budaya Lombok Sumbawa Resmi Digelar.

Festival Bulan Budaya Lombok Lumbawa (BBLS) sebagai rangkaian Bulan Pesona Lombok Sumbawa (BPLS) 2017, mulai digelar di Taman Sangkareang di Mataram, Jum’at (18/8). (Foto: AYA/Lombok Journal)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Pengembangan pariwisata dibarengi penguatan agama dan pengokohan nilai-nilai budaya

Salah satu peserta karnaval

MATARAM.lombokjournal.com —  Festival Bulan Budaya Lombok Lumbawa (BBLS) sebagai rangkaian Bulan Pesona Lombok Sumbawa (BPLS) 2017, mulai digelar di Taman Sangkareang di Mataram, Jum’at (18/8).

Dalam pembukaan festival yang merupakan Kalender Pariwisata NTB yang digelar tiap tahun itu dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan Karnaval. Kegiatan.

“Karnaval ini merupakan rangkaian dari Bulan Pesona Lombok Sumbawa (BPLS) 2017 sesuai kalender pariwisata NTB yang dimulai pada 18 Agustus sampai 16 September,” ujar Lalu Muhammad Faozal, Kepala Dinas Pariwisata NTB. Festival ini diikuti 10 kabupaten/kota di NTB dan didukung pelajar SMA dan SMK serta masyarakat yang ambil bagian pada kegiatan tersebut.

“InsyaAllah karnaval ini akan diikuti sedikitnya 1.500 peserta dengan 12 kendaraan hias yang mencerminkan kekayaan dan potensi yang ada di NTB,” tegasnya.

Dalam sambutannya, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kemenpar, Tazbir mengatakan, Kemenpar mengapresiasi  langkah Gubernur dan Wagub NTB, Walikota serta Dinas Pariwisata NTB yang aktif mempromosikan NTB sebagai destinasi wisata tingkat internasional.

“Ini bukti sudah banyak kegiatan yang dilakukan di NTB,” kata Tazbir.

Ia memaparkan, secara nasional pertumbuhannya pariwisata  merupakan salah satu tertinggi tinggi pariwisata di Asean, dan di dunia termasuk 20 negara yang pertumbuhan wisman tertinggi mencapai 24 persen.

“Saya yakin kontribusi NTB tidak bisa dipungkiri, karena Pak Gubernur dan Pemprov NTB sudah banyak sekali berbua. Tidak hanya event tapi juga meningkatkan kunjungan dengan akses penerbangan, termasuk Korea. Mudah-mudahan nantinya bisa reguler,” terangnya

Di tempat sama, Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi sangat menghargai para pelaku industri wisata yang punya hajat, insan nusantara, dan manusia Indonesia yang beriman dan berbudaya.

“Kenapa beriman dan budaya penting, karena dalam era apa pun termasuk era kompetisi, era globalisasi, ada dua hal yang mampu jadi benteng terkuat meminimalisir dampak dari globalisasi dan kemajuan dunia. Dua hal penting itu yang jadi benteng yakni agama dan budaya,” tegas pria yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang).

Dikatakan, pengembangan pariwisata dibarengi upaya mengokohkan agama dan budaya, sehingga bisa menyerap hal yang baik, dan saat yang sama bisa menyaring yang negatif. “Apa yang bisa menyaring pengaruh negatif, yakni agama dan budaya,” tegasnya.

Karena itu perlu upaya terus menerus promosi budaya, menciptakan inovasi dalam ranah budaya, selain bertujuan agar daerah kita lebih atraktif. “Yang utama agar agama dan budaya bisa berperan sebagai filter terbaik bagi kita semua,”kata TGB.

AYA

BACA: TGB Tekankan Promosi Pariwisata Yang Bernuansa Agama dan Budaya