Menyatukan komponen di masyarakat menjadi tugas pegiat politik dan hukum maupun aktivis seperti M16. Kekuatan tidak mesti soal politik, tapi dari segala aspek kehidupan bermasyarakat
MATARAM.lombokjournal.com — Pendiri Komunitas untuk Orang Hilang (Kontras) sekaligus pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Eros Djarot, mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu, 31 Juli 2019.
Eros menyambangi Gubernur NTB, Zulkieflimansyah yang dulunya adalah juniornya dalam dunia pergerakan. Bahkan, Zulkieflimansyah secara langsung menjemput Eros di bandara.
Usai acara dengan Gubernur NTB, Eros memberikan nasehat kepada Lembaga Kajian Sosial dan politik M16 di sela sela sarapan pagi di Lombok Raya Hotel , Jumat (02/08) 2019.
Dalam kesempatan ini hadir Direktur M16, Bambang Mei F, Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah, Penggagas dan Pendiri Mi6, Muchklis Tolomundu, Moh. Fihirudin dan wartawan Detik Wahyu Kusuma Wardhana .
Eros Djarot memberikan saran dan masukan soal penguatan civil sosiety.
Dijelaskannya, civil society sangat penting dan dibutuhkan masyarakat, sehingga penguatan civil society sangat penting di era keterbukaan informasi ini.
“Pertanyaan kritis lembaga yang dibentuk ini sudah menjalankan fungsinya sebagaimana yang diharapkan enggak, kalian harus membangun civil sosiety yang lebih kuat dari DPR, Bupati, Camat,” ujar Eros.
Eros mengungkapkan, menyatukan komponen di masyarakat menjadi tugas pegiat politik dan hukum maupun aktivis seperti M16. Kekuatan tidak mesti soal politik, tapi dari segala aspek kehidupan bermasyarakat.
“Menyatukan komponen di masyarakat untuk menjadi kekuatan. Kekuatan tidak hanya soal politik praktis bagaimana bangunin idealnya budaya seperti apa. Biasanya institusi seperti partai yang ada dalam realita mereka punya kekuasaan tapi bukan penguasaan. Kalian yang harus aktif memberikan banyak kesadaran,” paparnya.
Menjadi tugas M16 untuk memberikan kesadaran pada masyarakat untuk menyatukan kekuatan.
“Orang sekarang diberikan pemahaman pada haknya saja sementara dihadapkan pada tanggung jawab pada lari. Masyarakat yang sadar pada hak dan tanggung jawab pasti menang,” pesan Eros yang juga pendiri Pro Demokrasi (Prodem) ini.
Kata Eros, civil society memang sudah harus mulai dari sekarang diperkuat, karena biasa setiap pemerintah ada kecenderungan penyeragaman, yang terkadang justru hanya berimplikasi pada kemunduran peradaban.
“Seperti agama misalnya katakanlah mencoba menterjemahkan Islam tapi dengan paham yang tidak kena itu akan menyebabkan kemunduran bahkan peradaban zamannya. Pemahaman surga neraka yang begitu sempit sehingga menyebabkan orang-orang buta agama. Itulah tugas-tugas teman-teman. Membangun civil society menjadi target utama,” terangnya.
Eros juga menerangkan cara yang dilakukan civil sosiety dalam konteks kemajuan zaman. Dia memiliki rumus 3D, yakni data, dana dan daya. Ketiganya harus berjalan bersamaan.
Menurut Eros, pakai tiga rumusan; data, dana dan daya. Konsentrasi civil society memiliki ini semua. Bagaimana memiliki dana, artinya enggak boleh orang dari tempat lain mengontrol semaunya, kalian harus punya kekuatan untuk mengakses dana.
“Ada data, gak punya dana dan daya hancur juga. Ketiganya sangat penting kalau kita istilahkan Bung Karno trisaksi lah. Bagaimana mau berdikari kalau enggak punya itu. Ketiga tonggak itu adalah dasar membangun civil society,” tutupnya.