Dulu saat pemilu legislatif banyak pemberitahuan kampanye, tapi saat Pilgub sekarang harus dikejar-kejar
MATARAM.lombokjournal.com — Direktur Intelijen dan Keamanan Polda NTB Kombes Pol Susilo Rahayu Irianto menyoroti minimnya laporan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) dari tim sukses masing-masing paslon kepada KPU, Bawaslu, dan Polda NTB selama periode 15 Februari hingga 1 Maret.
Padahal, kata Susilo, agenda kampanye dengan dialog tatap muka masing-masing paslon sudah berjalan sejak 15 Februari lalu. Susilo menyampaikan, pilkada NTB 2018 akan menjadi contoh bagi penyelenggaraan Pemilu dan Pileg 2019.
“Saya jujur terheran-heran, dari sekian banyak dialog tatap muka tapi STTP sangat minim. Dulu pas pemilu, pileg kami disibukan dengan banyaknya pemberitahuan kampanye, kok ini malah kita yang kejar-kejar,” kata Susilo, Jum’at (02/03).
Susilo mengaku sudah mengirimkan tiga kali imbauan kepada tim sukses masing-masing paslon untuk melaporkan setiap agenda kampanye.
“Kita sudah kirim tiga kali, sampaikan pemberitahuan kegiatan kampanye dalam bentuk apapun, tujuh hari sebelum kegiatan beritahu,” tuturnya.
Berdasarkan pemantauannya untuk pertemuan terbatas yang melibatkan massa lebih dari 50 orang, Susilo menyebutkan paslon nomor urut 1, Suhaili-Amin hanya melaporkan 11 pemberitahuan dari 21 kegiatan kampanye.
Pun dengan paslon nomor urut tiga, Zul-Rohmi yang hanya melaporkan satu pemberitahuan dari 131 kegiatan yang lebih banyak blusukan. Sedangkan paslon nomor urut empat, Ali-Sakti hanya melaporkan empat pemberitahuan dari empat kegiatan kampanye.
“Paslon nomor urut dua ini apakah dari tim kampanye tidak paham atau gagal paham. Dari 19 kali kegiatan itu tidak ada pemberitahuan kepada kami, bahkan sampai saat ini kami belum menerima,” pungkasnya
AYA