Deklarasi Kampanye Damai, Diikuti Antusias Seluruh Paslon

Seluruh pasangan calon (paslon) Gubenur dan Wakil Gubernur NTB, Ahad (18/02), antusias mengikuti deklarasi pilkada damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Nusa Tenggara Barat (NTB). (Foto:AYA/Lombok Journal)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Deklarasi kampanye damai menyimpan makna penting, yakni mewujudkan komitmen paslon benar-benar melakukan kampanye damai.

MATARAM.lombokjournal.com —  Seluruh pasangan calon (paslon) Gubenur dan Wakil Gubernur NTB, Ahad (18/02), antusias mengikuti deklarasi pilkada damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ketua KPUD NTB, Lalu Aksar Anshari mengungkapkan kegembiraannya atas atensi yang diberikan seluruh paslon untuk hadir di acara ini. Aksar juga mengapresiasi pertunjukan seni budaya Gendang Beleq yang ditampilkan tim gabungan dari Polda NTB dan Korem.

“Kami gembira dan bersyukur karena seluruh paslon telah memberikan atensi besar terhadap deklarasi kampanye damai ini,” ungkapnya.

Aksar menyebutkan, deklarasi kampanye damai menyimpan sejumlah makna penting, yakni mewujudkan komitmen paslon untuk benar-benar melakukan kampanye damai.

“Tentu tidak hanya ditandatangani dan ungkapan, tapi juga hadir dari pikiran, hati, dan keteladanan,” ujarnya.

Selain itu, deklarasi kampanye damai juga menjadi medium bagi KPUD NTB untuk mengenalkan para paslon kepada masyarakat melalui pawai keliling Kota Mataram.

Aksar menyebutkan, prosesi tahapan kampanye akan berlangsung hampir lima bulan, mulai dari 15 Februari hingga 23 Juni mendatang. Aksar berharap para paslon memanfaatkan masa kampanye yang cukup panjang untuk menyampaikan program, visi, dan misi kepada masyarakat NTB.

“Sangat cukup ruang untuk paslon menyapa warga dari seluruh pelosok NTB. Waktunya sangat cukup, harapkan kami tahapan panjang ini harus-benar menjadi ruang pendidikan kepada warga,”

Aksar mengimbau para paslon bersaing secara sehat tanpa melakukan hal-hal negatif yang mengundang kebencian dan permusuhan.

“Paslon dan tim mendidik warga agar hiruk pikuk (pilkada) diwarnai pikiran dan gagasan menjawab permasalahan NTB, bukan hiruk pikuk dengan ungkapan yang timbulkan kebencian dan permusuhan,” pungkasnya.

AYA