Kisah  

Anak Terlantar Viral di Medsos, Gubernur Beri Perhatian Serius

Rayhanun (kedua dari kanan) dikunjungi Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) untuk Kabupaten Sumbawa Barat, di tempat tinggal Rehan bersama neneknya yang sangat tidak layak huni, Selasa (08/12/20) /Foto; HmsNTB

Rehan sendiri tinggal di kakek dan neneknya dalam pengasuhan yang tidak layak

MATARAM.lombokjournal.com

Seorang yang sehari-hari bekerja mengangkat batu emas, Rayhanun (15) yang biasa dipanggi Rehan, di Kabupeten Sumbawa Barat (KSB), diberikan perhatian khusus lantaran masuk dalam kategori anak terlantar.

Menurut Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) untuk Kabupaten Sumbawa Barat, Zakariah,  memberikan penjelasan terkait dengan kondisi Rayhanun yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak.

Rehan tinggal di RT 012/RW 006 Dusun Jembatan Kembar, Desa Senayan Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat.

Ayah Rehan sudah meninggal dunia dan hanya memiliki ibu. Namun kini ibu Rehan yang bernama Rohan,i sudah menikah lagi dan hidup bersama suaminya. Rehan sendiri tinggal di kakek dan neneknya dalam pengasuhan yang tidak layak.

“Kondisi tempat tempat tinggal Rehan sangat tidak layak huni. Kakek dan neneknya masih berstatus sebagai warga Lombok Timur sebenarnya, dan belum mengurus surat pindah. Kakek dan nenek Rehan sudah tinggal di Sumbawa Barat selama kurang lebih 5 tahun,” tutur Zakariah, Selasa (08/1220).

Rehan merupakan anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK) kategori anak terlantar. Keseharuan Rehan sempat viral di medsos facebook, karena dalam usia yang masih belia bekerja mengangkat batu emas di sekitar  tempat tinggalnya.

Rehan menjadi buruh angkut batu emas karena ia dan neneknya tidak punya uang untuk membeli beras. Anak ini hanya mampu sekolah sampai tigat SD yang diselesaikannya tahun 2019.

“Dia masih mau melanjutkan pendidikan,” cerita Zakaria.

Aksi cepat tanggap pekerja sosial

Tiindakan penelusuran yang dilakukan oleh Sakti Peksos yaitu kunjungan ke tempat tinggal kakek dan nenek Rehan untuk assesment kasus.

Setelah Peksos berkunjung ke tempat tinggal anak dan menanyakan prihal pendidikannya, Rehan siap melanjukan pendidikan di YPA (Yayasan Peduli Anak) Mataram.

“Kami berkunjung juga ke tempat ibu Rehan untuk menjelaskan kelanjutan pendidikannya. Kita melengkapi berkas untuk melanjutkan pendidikan Rehan dan tentunya berkoordinasi dengan pihak Desa,” kata Zakariah.

Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah mengapresiasi aksi cepat tanggap yang dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi NTB, Dinas Sosial KSB, serta tim yang langsung turun ke desa-desa setelah mendapatkan kabar adanya warga yang sangat butuh perhatian pemerintah.

“Setelah dapat info ada adik kita yang putus sekolah dan hidup di bawah standar hidup yang layak di Poto Tano, tim langsung bergerak. Kalau ada keluhan atau apapun bisa disampaikan ke fb NTB Care. Insya Allah tim akan dengan senang hati untuk menindaklanjuti,” kata Gubernur Zul.

Rr/HmsNTB