Paslon Ali-Sakti Maupun Suhaili-Amin, Berpeluang Memenangi Pilgub NTB

image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Pemilihan Gubernur NTB  2018 mendatang dipastikan akan menarik banyak animo masyarakat. Tingkat partisipasi politik rakyat untuk memilih calon pemimpin di daerah nya akan meningkat, seiring dengan membaiknya persepsi rakyat tentang figur figur yang mengikuti konstestasi pilkada ini.

Suhaili – Amin

MATARAM.lombokjournal.com — Sentimen positif dari rakyat karena pesona figur yang tampil di PilGub NTB memiliki magnet kuat,  dengan latar belakang maupun talenta yang dimilikinya.

Paslon Ali-Sakti diprediksi akan memenangi PilGub NTB. Ali B Dahlan mengikuti Pilkada Lotim 2013 silam lewat jalur independen, dan menang.

Selain itu, sebagai calon independen setidaknya Ali-Sakti memiliki loyalis votter 303 ribu  lebih suara by name by adress yang siap menjadi avant garde.

Sementara Paslon Suhaili-Amin yang diusung Golkar Nasdem dan PKB dengan 19 Kursi Parlemen, equavalen 700’ribuan suara, pasti tidak mudah dikalahkan oleh lawan politiknya.

Karena kekuatan mesin politik partai,  maupun dukungan jamaah Yatofa dan kaum Nahdliyin yang jumlahnya cukup signifikan, menambah pundi-pundi suara Suhaeli-Amin.

Baik Ali BD maupun Suhaili menyadari memiliki bargain politik kuat.  Maka sebagai  playmaker politik utama, publik akan disuguhi pesona manuver politik yang handal, oleh kedua figur tersebut dalam  mengatur dan menggerakan gerbongnya  meraih simpati dan dukungan rakyat.

Analisa kekuatan politik itu disampaikan Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH dalam siaran persnya kepada media, Jum’at (02/02) .

Baik paslon Ali-Sakti dan Suhaili- Amin  sudah mengkalkulasi dan  berhitung secara cermat soal  probabilitas maupun plus minus mengikuti perjudian politik ini.

“M mereka tidak ingin dipecundangi,” kata Bambang Mei yang didampingi Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah,SE.

Bagi Ali-Sakti dan Suhaili-Amin,  konstestasi PilGub NTB merupakan lompatan titian karier politik ke jenjang lebih atas, sekaligus prestise politik tertinggi.

“Mereka  punya  track record bertarung di arena pilkada dan sama sama menang dua kali,” ujarnya sambil menambahkan wajar jika Pilgub NTB ini dijadikan final battle .

Menurut Didu — panggilan akrab Bambang Mei — sebagai gladiator politik yang mumpuni, kedua paslon tersebut saat ini terlihat masih saling menjajaki ketahanan gerakan politiknya dalam  memperebutkan simpati rakyat.

“Suhaili Amin itu ibarat burung Nazar yg tetap memantau dari kejauhan setiap pergerakan rival politiknya,”‘ tegas Didu

Sebaliknya, Cagub NTB, Ali BD nampak makin agresif lewat kontruksi manuver politik paradoks yang kerap kontroversial.

“Ali BD sengaja membangun opini  kontroversi politik sebagai upaya menaikkan citra posisi tawarnya,” lanjutnya .

Rangkaian kontroversi yang dicuatkan Ali BD sebagai bagian  mengedukasi dan memberikan  pencerahan politik.  “Rakyat harus dibangunkan kesadaran politiknya agar peduli terhadap realitas sekelilingnya,” ungkap Didu

Paslon Suhaili-Amin justru menjauhi politik konfrontasi, karena menjadi kontra produktif jika harus menambah lawan politik diluar ring. “Suhaili Amin terkesan low profile dan adem ayem dibalik gesekan politik yang ekskalasinya cenderung meningkat,” ujarnya lagi .

Kata Didu, yang jelas keduanya ingin menjadi is the best di mata konstituen. Semua media dipakai untuk membranding tampilannya agar makin perfect, tapi berbeda strategi taktiknya.

Peta Dukungan dan Taktik Strategi

Terkait peta dukungan, sambung Ddidu, dengan loyalis votter by name by adress tersebut, kerja politik paket Ali-Sakti di basis lebih mudah karena sudah tahu mapping suara pemilihnya.

Guna memaksimalkan dan memperluas dukungan, Ali-Sakti cukup menugaskan 303 ribu loyalis vottersnya tersebut untuk merekrut dan merawat tiga orang pemilih saja secara intens, dipastikan memenangkan PilGub NTB.

“Maka dengan 1,2 juta pemilih Ali Sakti akan menjadi pemenang PilGub ntb dengan catatan tidak ada turbulensi politik yang mengganggu kinerja Ali Sakti dimata publik,” ungkap Didu yang juga mantan Direktur  Eksekutif Daerah Walhi NTB.

Paket Suhaili Amin, lanjut Didu tentu akan memaksimalkan kerja mesin politik parpol pengusung plus relawan loyalis nya, khususnya dari Jamaah Yatofa dan kaum Nahdliyin.

“Selain itu peran Cawagub Moh Amin dalam memback up perolehan suara pulau sumbawa tidak bisa dianggap remeh,” ujarnya.

Dalam kontek ini, paslon Suhaili-Amin untuk wilayah mBojo, perolehan suaranya kelak diprediksi cukup signifikan, khususnya di kota dan Kabupaten Bima.

“Ketua Golkar Kabupaten Bima yang juga Bupati kabupaten Bima tentu akan diinstruksikan memaksimalkan peran dan power politiknya,” sambung Didu. Untuk kota Bima , peran Cawalkot Bima, Lutfi yang diusung Golkar tentu tidak tinggal diam memenangkan Suhaili-Amin.

Untuk Lombok Barat dan Kota Mataram, mesin politik partai Golkar akan memainkan peran strategis untuk memenangkan Suhaili-Amin, karena dua wilayah ini lumbung  tradisional suara utama Golkar dari masa ke masa .

“Meskipun demikian tetap terbuka celah suara Golkar terbelah karena Faktor Ahyar Abduh,” cetus Didu

Kata Didu, dengan melihat kecendrungan politik yang mengemuka ke publik, agaknya PKB NTB perlu melakukan membuka dialog dengan NU, maupun sayap pemuda Nahdliyin lainnya terkait sejumlah putusan politik yang dianggap tidak elok.

“PKB NTB saat ini mengalami situasi yang dilematis terkait relationshipnya  dengan NU, maupun kaum muda NU lainnya yang mendukung paslon di luar Suharli Amin,” pungkasnya.

Me