Kelakar bisa sekedar untuk membuat orang lain tertawa, tapi ada juga yang (mungkin saja) untuk menyindir seseorang
LOTENG.lombokjournal.com – Kelakar bukan sembarang kelakar, tapi kelakar menyangkut sebutan TGB membuat orang berpikir lain-lain. Itulah kelakar yang dilontarkan Bupati Lombok tengah, HM Suhaii FT saat memberi sambutan acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat di Praya, Sabtu (29/7).
Di hadapan ribuan warga, Bupati Suhaili bercerita soal ‘dari TGB ke TGB’. Maklum ia dikenal sebagai bupati dengan pembawaan santai, humoris, dan seringkali melemparkan kelakar politik.
Suhaili mengatakan, yang dimaksudkannya TGB itu adalah Tuan Gendut Bodak. Itu TGB yang satu, sedang yang lainnya adalah Tuan Guru Bodak. Jadi yang paling dikenal itu memang TGB, tapi bukan orang lain melainkan ‘Tuan gendut Bodak’ dan ‘Tuan Guru Bodak’.
Apa maksud kelakar itu? Tak ada yang tahu persis apa yang dimaksud Suhaili. Tapi seorang birokrat di Pemkab Loteng, sambil berkelakar menjawab sangtai.
“Jadi setelah NTB ini dipimpin TGB yang dari Pancor, Lombok Timur, sekarang tetap akan dipimpin TGB, tapi yang TGB yang dari Bodak, Lombok Tengah,” katanya santai.
Itulah kepiawaian Suhaili dalam berkelakar. Kelakar tersebut terbilang, maksudya membuat masyarakat yang mendengar kelakar itu tertawa riang.
Apalagi saat Suhaili kembali melontarkan jargon andalannya “Kanggom Tadah?” Sontak masyarakat kembali riuh menjawab “Kanggoq….”.
GILANG