Pelaku UMKM Diharapkan Membiasakan Transaksi Non Tunai

Hj Putu Sally Andayani, berharap, dengan digitalisasi, ada hubungan langsung antara pembeli dan penjual dalam bertransaksi, tidak melalui perantara yang justru merugikan para pelaku UMKM. (foto: AYA/Lombok Journal)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Digital banking memiliki andil yang signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah

MATARAM.lombokjournal — Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Hj Putu Sally Andayani mengatakan, teknologi menjadi keniscayaan dalam pembangunan. Kehadiran digital banking suatu hal yang harus dilakukan, terlebih dengan citra NTB yang kini menjadi destinasi wisata.

Selain itu, potensi sektor UMKM yang sangat luar biasa terkendala sentuhan teknologi dalam produksi maupun pemasarannya.

“Masalah digitalisasi sangat penting,” ujar Sally dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk Peran Digital Banking Mendorong Pertumbuhan Ekonomi NTB di Sektor Pariwisata dan Industri Kreatif di Hotel Fizz, Mataram, Rabu (25/7).

Layanan non tunai harus digiatkan kepada para pelaku industri wisata di NTB, termasuk bagi pelaku UMKM. Kehadiran layanan non tunai tentu akan memudahkan para wisatawan dalam bertransaksi saat berkunjung ke NTB.

“Proses sosialisasi dan edukasi kepada para pelaku UMKM agar lebih melek teknologi juga menjadi tanggungjawab bersama. Pasalnya, para pelaku UMKM mempunyai peranan vital dalam kemajuan sektor pariwisata suatu daerah jelas,” Sally.

Ditegaskannya, sebagai destinasi wisata, para UMKM di NTB sepatutnya dibekali mesin Electronic Data Capture (EDC) untuk kemudahan proses transaksi. Selain kemudahan bertransaksi, biasanya belanja dengan pembayaran melalui mesin EDC cenderung lebih tinggi dibanding pembayaran secara tunai.

“Seorang istri gubernur di Sumatera yang membeli mutiara Lombok hingga Rp 60 miliar melalui mesin EDC saat NTB Expo,” kisahnya.

Saat masih menjabat Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, Sally menggagas kampung digital di sentra-sentra UMKM di NTB, seperti di Sekarbela, Mataram, yang dikenal sebagai sentra mutiara Lombok.

Dengan digitalisasi, Sally ingin adanya hubungan langsung antara pembeli dan penjual dalam bertransaksi, tidak melalui perantara yang justru merugikan para pelaku UMKM.

“Contoh Banyumulek (sentra gerabah) yang dulu jadi ikon NTB, sekarang seakan menangis,” kata Sally.

Para pelaku UMKM diharapkan membuka diri dengan membiasakan melakukan pola transaksi pembayaran non tunai. Dari sektor perdagangan, Sally mengaku telah mengumpulkan ratusan pelaku UMKM untuk sosialisasi dan edukasi terkait digitalisasi serta pembentukan i-Shop NTB yang menjadi toko elektronik bersama UMKM di NTB.

“Saya ingin UMKM terbiasa dengan non tunai. 17 Agustus nanti akan ekspor 20 UMKM oleh Gubernur NTB melalui kerjasama dengan PT Pos Indonesia,” kata Sally menambahkan.

AYA