Pendidikan Karakter, Di NTB Penerapannya Secara Bertahap

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi bersama Mendibud, Muhadjir Effendy, Minggu (9/7) (foto: Dok Humas NTB)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Kebijakan penguatan pendidikan karakter merupakan konsep bagus, NTB akan menerapkannya secara bertahap sesuai kesiapan daerah

MATARAM.lombokjournal.com —   Gubernur NTB, TGH M Zainul majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu mengatakannya di sela sela acara Ceramah PPK oleh Mendikbud RI, Muhadjir Effendy di Mataram, Minggu (9/7) malam.

TGB menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap penerapan kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di seluruh sekolah di Nusa Tenggara Barat.  Program pendidikan karakter itu penerapannya dilakukan secara bertahap sesuai kesiapan dunia pendidikan di NTB.

“Salah satu fungsi pendidikan adalah membentuk karakter peserta didik,  yang gilirannya akan melahirkan generasi baru yang berkarakter kuat, dan terwujud bangsa yang maju dan berperadaban tinggi,” ujar TGB.

Sebelumnya, Mendikbud dalam ceramahnya di depan 1.275 peserta yang terdiri guru, Kepala Sekolah, Rektor dan para pegiat pendidikan se- Pulau Lombok, salah satu program prioritas pendidikan yang menjadi perhatiannya adalah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Sedangkan prioritas yang lain sudah berjalan dengan baik, yakni evaluasi Ujian Nasional, revitalisasi pendidikan kejuruan dan percepatan akses pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP), jelasnya.

Menurut Muhadjir, penguatan pendidikan karakter tahun lalu, baru piloting pada 1.500 sekolah dan berhasil. Tahun ini, diimplementasikan lebih banyak lagi bagi sekolah yang sudah siap.

Mendikbud mengatakan, Permendikbud no 23/2017 sebagai pintu masuk penerapan PPK melalui pengaturan jam kerja guru. Salah satu sentral kesuksesan pendidikan karakter adalah guru.

“Maka beban kerja guru harus diatur sedemikian rupa, sehingga selain dapat memenuhi kewajiban sertifikasi juga menjadi pihak yang harus bisa membangun sinergi tripusat pendidikan,” kata Muhadjir.

Tripusat itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain, sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja, tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat, terang Mendikbud yang juga Guru Besar Universitas Negeri Malang ini.

Dalam PPK, lanjut Mendikbud, guru harus mampu mengolah situasi agar siswa memiliki 4C. Yakni, critical thinking, communication skill, creativity and innovation, serta collaboration.

“Pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, saling menghormati dan menghargai, “ ujar Mendikbud.

Dukungan juga diberikan oleh Ketua Yayasan Lentera Hati Mataram, Muazhar Habibi. Menurutnya, di Mataram pendidika karakter sudah jalan. “Jadi kalau ada program Mendikbud seperti ini kita tinggal menyesuaikan saja,” ungkapnya.

Sebelum ceramah PPK Mendikbud sempat mengunjungi tiga sekolah, yakni Lentera Hati boarding School, Ponpes Nurul Jannah Nahdhatul Watan Ampenan, dan Muhammadiyah Boarding School di Mataram.

AYA