Operasi Batu Ginjal Pun Jadi Tanggungan BPJS Kesehatan

ilustrasi OPERASI; Semua biaya operasi di tanggung oleh BPJS Kesehatan. (foto: Ist)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Lebih baik mengatur gaya hidup dan pola makan yang sehat agar tak berpotensi gagal ginjal, daripada pergi berobat saat ginjalnya tengah bermasalah.

lombokjournal.com —

Tapi kalau sudah terlanjur mengalami gagal ginjal, apa harus dilakukan?

Tentu harus segera berobat, mungkin harus operasi. Tidak ada pilihan lain. Kalau tidak segera ditangani, akibatnya bisa fatal. Kata dokter, sakit  ginjal itu sering kurang dirasakan gejala awalnya. Seseorang baru menyadari resiko yang harus dihadapi, kalau ginjalnya benar-benar sudah parah,

Tentu kalau sampai operasi ginjal, biayanya  tidak sedikit. Jangankan operasi ginjal, operasi bisul saja harus menebus resep dokter yang jumlahnya bikin sesak nafas. Biaya kesehatan memang tergolong pengeluaran paling tinggi. Kalau sudah gagal ginjal, sudah terbayang jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

Tapi paman saya, seorang karyawan kecil perusahaan air minum lokal, kena batu ginjal. Beruntunglah paman saya bekerja di perusahaan yang sudah mengikut sertakan seluruh karyawannya sebagai peserta BPJS Kesehatan. Setelah dirawat 5 hari di Rumah Sakit, dokter memutuskan segera melakukan operasi. Ini karena batu yang ada di ginjal sudah membesar, dan harus dilakkukan oembedahan untuk mengeluarkan batunya.

Dokter-dokter yang merawatnya mengatakan, tak usah mengkhawatirkan biaya operasi. Karena paman saya sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan yang sebagian biayanya sudah dibayarkan perusahaannya. Para dokter meyakinkan, semua biaya akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Sebelumnya, saat rawat inap selama 5 hari di akhir bulan, sepenuhnya di tanggung BPJS Kesehatan. Termasuk biaya cek kesehatan menyeluruh, USG, dilanjutkan rongent yang tentu biayanya tidak sedikit.

Dokter maupun pihak rumah sakit mempermudah paman saya yang berobat dengan kartu BPJS Kesehatan. Saya yang mendampingi paman menjelaskan petugas rumah sakit saat mengisi formulir, yang bersangkutan menjadi peserta BPJS melalui tempatnya bekerja (perusahaannya).

Prosedur

Ini langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan BPJS Kesehatan untuk operasi ginjal paman saya.  Pengeobatan dimulai dari pemeriksaan di Klinik Catur Warga Mataram (Fasilitas Kesehatan 1 – Faskes 1).  Dari pemeriksaan ini kemudian mendapat rujukan untuk melakukan rongent di Bio Medica Mataram (Faskes 2). Sampai akhirnya, harus dirujuk ke RSUD Kota Mataram (Faskes3) untuk tindakan lebih lanjut (operasi).

Dari Faskes 1 ke Faskes 2. 

Semua prosedur yang harus ditempuh untuk pengobatan dengan fasilitas BPJS Kesehatan, tidak ada yang sulit.  Mulai Faskes1 ke Faskes2 berjalan lancar dengan layanan yang tak berbelit-belit. Bahkan dari klinik Catur Warga di Jalan Catur Warga Mataram menuju Bio Medica yang terletak di Pagutan, pihak klinik memberi pinjaman mobil untuk mengantar.

Baik pihak rumah sakit maupun dokter spesialisnya yang itu mempermudah segalanya,  tidak ubahnya dengan layanan untuk pasien umum hingga saya bisa rawat inap dengan baik sebagai pasien BPJS.  Para dokter mempermudah pasien mendapat pelayanan kesehatan.

Untuk bisa berobat di Faskes 2, harus ada rujukan dokter dari Faskes 1. Dokter di Faskes 1 tidak akan begitu saja memberi rujukan. Akan diperiksa terlebih dahulu, apakah jenis penyakitnya harus dirujuk atau tidak. Jika memang harus dirujuk, dokter bersangkutan akan memberi surat rujukan ke Rumah Sakit Faskes 2 yang dipilih.

BPJS Kesehatan dari Faskes 2 ke Faskes 3. 

Rujukan Faskes 2 ke Faskes 3 biasanya untuk pasien yang memerlukan tindakan medis yang lebih serius dan berat, dan sarana dan prasarananya tidak tersedia di Faskes 2. Seperti paman saya yang harus melakukan operasi batu ginjal, harus di rumah sakit umum Kota Mataram (Faskes 3) yang memunya fasilitas kesehatan lebih lengkap. Memang ada rumah sakit swqasta lainnya yang punya peralatan kesehatan memadai, tapi sebagai belum menjadi mitra BPJS Kesehatan.

Memang masih ada kesangsian banyak orang, bisakah pasien BPJS mendapat pelayanan baik dari dokter spesialis atau rumah sakit.  Kadang-kadang memang masih terdengar cerita-cerita kurang sedap yang menimpah pasien BPJS, beredar berita-berita buruk tentang pelayanan rumah sakit terhadap pasien yang memakai kartu BPJS Kesehatan.

Karena kabar buruk itu mungkin yang menyebabkan sebagian masyarakat yang sangsi menjadi peserta BPJS. Tapi terus terang, dari pengalaman paman yang sangat terbantu dengan BPJS Kesehatan untuk operasi bantu ginjal itu, kesangsian itu sebenarnya rumor-rumor  yang beredar akibat pengelaman masa lalu.

Sebab dari pengalaman paman,  Dokter yang memeriksa saya sejak faskes 1 – faskes 3, semuanya memudahkan dan memberi kenyamanan pasien BPJS. Sampai saat inipun, secara berkala paman saya masih harus kontrol ke dokter spesialis, semua ditanggung BPJS termasuk obat-obatnya.

Harapan saya mungkin juga menjadi harapan masyarakat luas, pelayanan kesehatan oleh BPJS semakin baik. BPJS dengan dana yang sedemikian besar bisa benar-benar digunakan mereka yang membutuhkan tanpa banyak kesulitan yang dihadapiu. Saya percaya, sebab BPJS mempunyai semangat untuk meningkatkan pelayanan dokter dan rumah sakit yang menjadi mitranya.

Rr
Sesuai penuturan: SALMAN, warga Kebon Roek, yang pernah mendampingi keluarganya berobat dengan kartu BPJS