Sumbawa Barat Berupaya Membangun Bandara

GILI BALU, SUMBAWA BARAT; Potensi Wisata melimpah, aksesbilitas minim, karena itu Sumbawa Barat berupaya membangun bandara (foto: Ist)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sedang berupaya membangun bandara untuk meningkatkan aksesbilitas ke daerah itu, terutama di sektor pariwisata.

SUMBAWA BARAT.lombokjournal.com — Potensi wisata yang dimiliki Sumbawa Barat sangat banyak, ada banyak destinasi pantai, alam, dan juga budaya. Tapi aksesbilitas masih minim.

“Ini yang sedang kita upayakan, kita sedang berupaya membangun bandara,” kata Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin, Kamis (6/4) di Sumbawa Barat.

Musyafirin menjelaskan, Pemda Sumbawa Barat berupaya membangun bandara di lokasi bekas landasan pacu milik swasta yang kini menjadi aset Pemda, di Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat.

Saat ini landasan pacu tersedia sepanjang 800 meter. Pemda Sumbawa Barat akan menambah panjang landasan pacu menjadi 1200 meter, dan membangun infrastruktur pendukung lainnya.

“Saya sudah bertemu dengan pak Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi), pekan lalu untuk menyampaikan ini. Yang kami butuhkan hanya kebijakan dari pusat terkait izin-izinnya, bandaranya biar kami yang bangun,” kata Musyafirin.

Menurut dia, secara resmi Pemda Sumbawa Barat juga sudah bersurat ke Dirjen Perhubungan Udara, dan saat ini tengah menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.

Musyafirin mengatakan, keberadaan bandara menjadi faktor penting dalam meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi di Sumbawa Barat.

Sumbawa Barat memiliki cukup banyak destinasi wisata andalan. Misalnya saja pantai Sekongkang dan pantai Maluk yang juga potensial untuk surfing. Sebuah spot paralayang berkelas internasional juga sudah mulai dibuka di Desa Mantar berketinggian 640 Mdpl di Kecamatan Poto Tano.

Hanya saja, untuk  mengakses destinasi itu para wisatawan dan pengunjung membutuhkan waktu perjalanan sekitar 6 jam dari Mataram, ibukota NTB di pulau Lombok, melalui perjalanan darat dan satu kali penyeberangan laut dari Labuhan Kayangan, Lombok Timur menuju Poto Tano, Sumbawa Barat.

Keberadaan bandara, menurut Musyafirin, bisa memangkas waktu perjalanan yang panjang itu. Jika bandara Sekongkang terealisasi maka hanya butuh waktu 1 jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai di Bali, dan kurang dari 40 menit dari Lombok International Airport, untuk menuju bandara Sekongkang.

Ia menjelaskan, Pemda Sumbawa Barat memperkirakan membutuhkan sekitar Rp60 Miliar untuk perpanjangan landasan pacu eks bandara Sekongkang dan membangun infrastrukturnya.

“Banyak sekali potensi kita di Sumbawa Barat. Tapi tanpa aksesbilitas yang memadai, tetap akan sulit berkembang. Jadi ini yang sedang giat kita upayakan, dana sekitar Rp60 Miliar pun kita akan upayakan mampu,” katanya.

Selain untuk peningkatan kunjungan wisata, papar Musyafirin, keberadaan bandara juga akan meningkatkan minat investasi di wilayah Sumbawa Barat.

GRA