Umum  

Tanah di Lombok, Gurih Untuk Tepung Perkedel

TANAK AMPAN DI TANGAN INAQ JAWARIAH; camilan sambil merokok (foto; Pasir Putih)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Masha Ru, “tanah bisa jadi makanan pokok.”

LOMBOK UTARA – lombokjournal.com

Saat berlangsung konser ‘musisi gerilya’ Ary Juliant di satu kampung di Kecamatan Pemenang, (Minggu, 25/12/2016), Masha Ru dan beberapa anggota komunitas Pasir Putih, melakukan demo masak menu Pisang Goreng Tanak Ampan,Tahu Goreng Tanak Ampan, Perkedel Goreng Tanak Ampan dan Tempe Goreng Tanak Ampan untuk suguhan penonton.  Yang disebut ‘Tanak Ampan’  adalah jenis tanah yang biasa dimakan penduduk di Dusun Bentek, Pemenang Barat Desa, Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

masha-ruprof4

Demo masak itu menggunakan Tanak Ampan sebagai tepung mengganti tepung terigu. “Rasanya gurih. Paling disukai ternyata menu perkedel goreng tanak ampan,” tutur Muhammad Sibawaihi, anggota Pasir Putih yang baru pulang dari program residensi di Polandia.  Yang menginspirasi menu dengan tepung tanak ampan tak lain adalah Masha Ru.

Masha Ru (32), lahir di Moscow, Rusia yang kini tinggal dan bekerja di Amsterdam, datang ke komunitas Pasir Putih di Pemenang, Jum’at (16/12/2016), semula mengenalkan kue tanah yang dibelinya dari pasar tradisional di Jawa, Ampo namanya.  Tapi Masha bukanlah pelancong, perempuan bertubuh mungil itu pada  tahun 2011 sudah mengantongi gelar doktor  (PhD) di Eindhoven University of Technology, Belanda.

masha-ruprof

MASHA RU : “Tampak lebih muda karena makan tanah.”

Bukan hanya kali ini Masha melakukan demo masak dengan bahan tanah. Ia pernah bersama Konstantina Roussou alias Dina Roussou, seniman dan juru masak yang lahir di Athena, berkolaborasi memasak tanah liat.  Tradisi ini diangkat dalam konteks kontemporer,  merangsang dialog dengan budaya lain di mana makan tanah liat masih merupakan tradisi.  Maka, dikembangkan dan disajikan souffle keju dicampur tanah liat merah, dan pai cokelat dicampur tanah liat hijau,.

“Saya tampak lebih muda karena makan tanah,” katanya bergurau waktu bercakap-cakap dengan lombokjournal.com.  Masha mengaku, waktu kecil di kampung halamannya di Rusia, ia juga pernah makan tanah. Penglaman masa kecil itu yang membuatnya jadi terarik meriset tanah untuk dimakan.

Masha Ru demo masak tepung tanah
Masha Ru demo masak tepung tanah

Hingga kini ia mempunyai banyak koleksi tentang tanah yang bisa dimakan dari seluruh dunia. Koleksi itu yang dipamerkannya di National Gallery (7 Desember 2016 sampai 22 Januari 2017) di Jakarta, dalam ajang Jakarta Ceramice Contemporary Bienale.

Menurutnya, di beberapa negara, seperti di Suriname, Nigeria, Tanzania, Ghana, juga Rusia dan banyak negara di Afrika ia mengaku menemukan tradisi makan tanah.  Tapi di Barat, makan tanah dianggap gejala gangguan psikologis.

Padahal, ini menjadi tradisi berabad-abad di Eropah, tuturnya. Tradisi itu berlangsung sejak 2500 SM. “Ini tradisi lama yang sekarang banyak orang tidak tahu,” kata Masha yang pernah residensi di Jatiwangi Art Faftory (September-Desember 2016).

Beberapa artikel tentang penelitian ilmiah membuktikan kandungan zat mineral di tanah, termasuk tanah Jawa. Tanah memiliki daya serap terhadap racun. Ada beberapa elemen zat dalam tanah yang sangat dibutuhkan tubuh manusia, meski tak semua tanah seperti itu.  Bahkan ada yang justru mengandung zat beracun berbahaya.

Masha Ru  sempat memperlihatkan foto makanan dari tanah namanya Terra Sigillata, berbentuk tablet terbuat dari tanah suci dari Yunani. Biasanya menjadi hidangan sebagai makanan penutup. Konon, harga terbungkus tablet itu setara dengan emas.

Selain itu, ditunjukkan pula foto satu Gereja di Palestina dengan sebuah gua purba yang dipercaya Maryam pernah menyusui Isa, dan air susunya menetes di tanah di goa itu. Kabarnya, hingga kini tanah gua itu baik untuk perempuan yang mandul.

Apakah tanah bisa menjadi makanan pokok? Menurut Marsha, secara teori bisa meski beum pernah dipraktekkan. Sebab sepengetahuannya, beberapa penduduk di Amerika Latin memakan tanah sebagai makanan pokok, karena tidak ada makanan lain.

“Sangat mungkin, tanah bisa menjadi menjadi makanan pokok,” kata Masha.

Di Afrika, Amerika Selatan dan Asia makan tanah masih merupakan budaya umum, spiritual atau praktik penyembuhan.  Ada tradisi kuno di Indonesia untuk makan tanah liat sebagai camilan atau obat. Geophagy atau praktek makan tanah masih dilakukan pemelitian ilmiah.

Bertemu Ina Jawariah

Inak Jawariah
Inak Jawariah

Masha ke Indonesia memfokuskan risetnya mengenai tanah. Waktu datamg ke Lombok, ia mengunjungi Dusun Bentek, Pemenang Barat Desa, Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Di Bentek sempat bertamu di rumah Inak Jawariah. Perempuan tua itu menuturkan, di dusunnya Batu Ampan merupakan makanan tradisi.

Tanak Ampan disukai wanita hamil. Selain membantu mengatasi masalah perut, yang dimakan sebagai camilan. Rasa tanah Batu Ampan memiliki rasa yang sama seperti Ampo tanah liat tradisional dari Jawa yang dibeli di pasar budaya di Jakarta.

Batu Ampan
Tanak Ampan

Anak Inaq Jawariah, seorang atlit karate Herman Johdi, waktu masih kecil juga makan tanah. Herman menemani Masha menemukan Batu Ampan di atas bukit. Di bukit mereka mencicipi Batu Ampan yang rasanya tawar dan lembut.

Tradisi mengunyah tanah kapur, yang disebut Mamak, juga bagian tradisi makan tanah. Tradisi mengunyah sedikit kapur dengan Daun Lekoq (daun sirih]) selain membersihkan juga membuat gigi lebih kuat.  Orang kampong biasanya menambahkan dengan mengunyah tembakau.

Menurut Inak Jawariah,  camilan Tanak Ampan biasanya untuk menemani merokok. Ada yang membakarnya dan dicampur dengan gula. Tapi banyak yang makan Batu Ampan mentah-mentah. Waktu Masha mengingatkan, bisa kurang aman makan tanah mentah karena resiko adanya mikroba dalam tanah liat.  Tapi Herman Johdi menimpali ,”Orang-orang di desa tidak peduli tentang apa yang dikatakan para ilmuwan,” katanya.

Pulang dari Bentek, Masha bertanya dalam hati, apa yang akan dilakukannya dengan dua kantong Tanak Ampan ;  memasak sup, membuat patung atau hanya makan mentah-mentah untuk merasakan tradisi masyarakat setempat.

Akhirnya, dua kantung Batu Ampan itu sebagian menjadi tepung menu camilan gorengan.  Pisang Goreng Tanak Ampan,Tahu Goreng Tanak Ampan, Perkedel Goreng Tanak Ampan dan Tempe Goreng Tanak Ampan itu dilahap habis penonton yang menikmati konser musik Ary Juliant.

Ka-eS