Umum  

Gubernur Zul Minta Percepat Jembatan Belly Semi Permanen

Kepala Dinas Perhubungan, Drs. H. Lalu Bayu Windia, M.Si bersama Kalak BPBD Provinsi NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos,. M.H saat melakukan peninjauan di lokasi bencana, Kamis (02/01/2020) (Foto; HmsNTB)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Untuk sementara masyarakat dapat melewati jalur alternatiF, di antaranya jalan melalui Lengkok Beru sejauh 8 km

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com – Jembatan Belly yang jembatan  penghubung jalan lintas Provinsi-Kecamatan Kayangan  menuju Kecamatan Bayan KLU rusak parah dan terputus akibat banjir bandang.

Hujan lebat di hari pertama Tahun Baru 2020 menimbulkan banjir bandang menyapu Dusun Selengan Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Banjir yang terjadi sore hari tersebut, menyebabkan lalulintas antara Kayangan dan Bayan menjadi lumpuh total.

Karena itu, percepatan pengerjaan jembatan Belly semi permanen Tampes diminta dilakukan  pengerjaan secara lembur.

Permintaan tersebut disampaikan Gubernur Zulkiefiansyah yang akrab disapa Bang Zul.

Gubernur Bang Zul menugaskan Kepala Dinas Perhubungan, Drs. H. Lalu Bayu Windia, M.Si bersama Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Ahsanul Halik untuk berkoordinasi segera membangun jembatan darurat.

Untuk sementara jalur dialihkan menggunakan jalan alternatif melalui Ds. Selengan – Ds. Lekok Beru Kec. Kayangan KLU, dengan kondisi jalanan agak sempit. Sehingga pengguna jalan yang melintasi jalur alternatif tersebut dihimbau berhati-hati.

Jembatan semi permanen

Usai melakukan peninjauan di lokasi bencana, Kamis (02/01/2020), Kadis Perhubungan NTB yang akrab disapa Miq Bayu mengungkapkan, pihaknya berkoordinasi dengan berbagai stakeholder terkait untuk segera membangun Jembatan sementara berupa jembatan Belly semi permanen.

Kini, di sekitar Jembatan Tampes sedang dilakukan pembersihan. Bayu juga menjelaskan material untuk pembuatan jembatan sementara masih dalam perjalanan menuju lokasi.

Dipilihnya jembatan Belly semi permanen, karena jika membangun jembatan biasa dengan pemasangan gorong-gorong, dinilainya kurang aman.

Hal senada diungkapkan  PPK 1.2 Satker PJN wilayah 1 NTB, BPJN IX Mataram. Melihat kondisi sungai dan intensitas Hujan yang lebat 3 bulan ke depan, menurutnya  pembuatan jembatan sementara tipe sederhana ini tidak memungkinkan karena akan mudah dihanyutkan air bila terjadi banjir.

Selain itu jembatan BelIy semi permanen bersifat lebih kuat, yang menjadi antisipasi lamanya pekerjaan pembuatan jembatan utama, akan memakan waktu 1 – 2 minggu, terangnya.

Kalak BPBD Provinsi NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos,. M.H  menjelaskan, untuk sementara masyarakat dapat melewati jalur alternative, di antaranya jalan melalui Lengkok Beru sejauh 8 km.

Namun masyarakat diminta waspada dikarenakan kondisi jalan sangat mengkhawatirkan, kecil dan terjal, sehingga jika tidak hati-hati, dapat membahayakan pengguna jalan.

Masyarakat juga bisa mengambil alternatif kedua. Yakni melalui Tempos sejauh 30 km, cukup jauh berputar dan kondisi jalan juga kurang memadai.

Sebelumnya, pihak TNI melalui Dandim KLU telah berkoordinasi dengan Bupati dan pihak pihak terkait untuk mengatasi putusnya jembatan.

Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam kejadian putusnya jembatan tersebut.

AYA/HmsNTB