“Bahkan ini usia pelajar SMP dan SMA sehingga mereka memakai narkoba. Apakah ini mereka tidak paham atau sekedar coba – coba, inilah yang kita terus pantau bersama BNN dan aparat lainnya”
MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki hajatan besar dalam menekan sekecil mungkin pengguna (demand) narkoba di daerah ini.
Program strategis dan tepat sasaran, upaya yang ditempuh dalam memberikan pemahaman akan bahaya mengkonsumsi narkoba.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Kesbangpoldagri) Provinsi Nusa Tenggara Barat, H. Muhammad Rum mengatakan, narkoba merupakan musuh bersama sehingga semua pihak memiliki andil yang sama dalam memeranginya.
Pemahaman yang tinggi tentang narkoba berdampak positif terhadap menurunnya pengguna barang haram tersebut, karena masyarakat sudah mengetahui dampaknya jika menggunakannya.
“Kami mencoba untuk menakan demand saja. Sehingga kami terus mengedukasi masyarakat agar paham bahwa narkoba itu sangat merusak dan tidak ada manfaatnya jika menggunakannya,” Ujarnya,
Muhammad Rum mengakui, para orang tua harus mengawasi putra putrinya agar tidak menyentuh barang haram tersebut.
Sejauh ini tidak sedikit anak – anak usia sekolah yang terpapar narkoba tidak hanya ditingkat perkotaan tetapi juga di perdesaan.
“Bahkan ini usia pelajar SMP dan SMA sehingga mereka memakai narkoba. Apakah ini mereka tidak paham atau sekedar coba – coba, inilah yang kita terus pantau bersama BNN dan aparat lainnya,” ujarnya.
Disebutkan, desa bersih dari narkoba (Bersinar) merupakan program yang digelontorkan dalam memerangi serta mengedukasi masyarakat tentang narkoba.
Melalui desa bersih narkoba ini juga masyarakat diajak untuk lebih peduli tentang narkoba. Saat ini pihaknya telah mengusulkan ke gubernur sebanyak 10 desa bersih narkoba yang tersebar di sepuluh kabupaten dan kota di NTB.
“Dengan porgram bersinar ini kita harapkan akan tumbuh kesadaran dan pemahaman dari masyarakat akan bahayanya narkoba. Jika itu telah tertanam maka secara otomatis demand dari zat adiktif ini lambat laun akan berkurang,” kata Muhammad Rum.
AYA