Petani di Kayangan Menghentikan Pekerjaan Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas, Lombok Utara

PERPIPAAN AIR BERSIH LOKOK LEMPANAS : Dalam keadaan kekurangan seperti ini, justru air mau disalurkan ke tempat lain
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

KLU – lombokjournal.com

Puluhan masyarakat dari beberapa desa di Kecamatan Kayangan, mendatangi lokasi pembangunan Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas di air terjun Sekeper, Santong, Kecmaatan Kayangan yang diijinkan Balai Wilayah Sungai , hari Minggu (8/5) siang. Masyarakat anggota P3A (Persatuan Petani Pemakai Air) yang didampingi pengurus P3A dan tokoh masyarakat setempat itu menghentikan buruh yang sedang menyelesaikan pekerjaan penampungan air di Desa Senjajak.

Masyarakat Kayangan Minta Pekerja Peroyek Perpipaan menghentikan pekerjaannya
Masyarakat bicara dengan pekerja untuk mengehentikan pekerjaan perpipaan di Desa Senjajak

Setelah mengadakan pertemuan di balai dusun di Desa Sesait, rencananya ratusan masyarakat langsung akan beraksi di lokasi proyek. Namun akhirnya disepakati, mereka yang berangkat hanya sekitar 30 orang. Tujuannya, memberitahu pada pekerja agar tak melanjutkan pemasangan pipa dan pekerjaan penampungan air.

“Sebenarnya kami mau menemui bos yang punya proyek tapi tidak ada. Mandor lapangan pun tidak ada di tempat. Jadi kami langsung bicara dengan pekerjanya,” Zainudin alias Adis Jon, setelah memperingatkan pekerja bak penampungan air di Desa Senjajak. Tanpa ketegangan, para pekerja yang berasal dari Gerung, Lombok Barat dan Lombok Tengah berhenti pekerja.

air 018
Hampir saja pipa yang ditumpuk di Senjajak akan dibakar masyarakat

Sepanjang jalan di Senjajak sudah bertumpuk pipa yang mau dipasang.  Tiga bak penampungan air sudah dikerjakan, tinggal penyelesaian. Penanam pipa sebesar kira-kira 20 inci sudah terpasang sepanjang 4 km.

Di Desa Sernjajak hampir terjadi insiden, karena sebagian masyarakat yang datang akan membakar pipa yang sudah bertumpuk, tapi dilarang oleh yang lain. Mereka hanya membawa sampah-sampah kering di atas pipa. “Kalau proyek diteruskan, kita tinggal membakar saja,” kata seorang anggota masyarakat.

Kebetulan, saat masyarakat berkumpul di lokasi penumpukan pipa, ada sebuah truk yang datang  mengangkut pipa. Saat itu pula supir truk itu tidak diperbolehkan menurunkan angkutannya, akhirnya truk itu pergi dan urung menurunkan pipa.

Petani Kekurangan Air

Bagi petani Kayangan, ketersediaan air merupakan kehidupan mereka. Areal persawahan di Kecamatan Kayangan yang terluas di seluruh  Lombok Utara.  Lokok Lempanas yang mempunyai air terjun Sekeper itu merupakan sumber air utama Dam santong. Daerah irigasi Santong mengairi persawahan se Kecamatan Kayangan seluas lebih 2000 ha lebih dari 3000 subak.

Masyarakat akan membongkar pipa yang baru dipasang
Masyarakat akan membongkar pipa yang baru dipasang

Saat ini, keadaan air Dam Santong debit airnya terus menyusut. Kadang debitnya hanya mencapai 400 liter per detik. Padahal untuk mengairi 2000 ha prsawahan  membutuhkan sekitar 3600 liter per detik. Kalau air pengairan kurang, menurut salah seorang petani, sama halnya sengaja membuat keluarga petani Kayangan yang jumlahnya sekitar30 ribu akan kelaparan.

“Dalam keadaan kekurangan seperti ini, justru air mau disalurkan ke tiga gili (Gili Air, Gili meno dan Gili Trawangan yang merupakan daerah pariwisata, red). Saya tidak mengerti pemikiran bapak-bapak pejabat itu,” kata Zainudin.

Menurut keterangan masyarakat, Camat Kayangan pernah mengatakan bahwa  petani sudah setuju hanya mereka perlu sosialisasi. Tapi hal itu dibantah, sebab tak mungkin petani menyetujui air untuk mengairi sawahnya akan diambil. Sedang  pihak Dinas PU Lombok utara mengaku tidak mengetahui dan  tidak pernah dimintai ijin proyek perpipaan itu.

Kondisi kekurangan air itu dijelaskan petani, saat musim tanam polowijo MK3, pihak P3A dan Juru Pengairan harus memaksa subak air untuk mengosongkan (bro) sebagian sawahnya karena keadaan air tidak cukup.

“Bayangkan, saat ini saja keadaan air masih kekurangan. Air yang ada tidak memadai untuk mencakup luas sawah yang ada. Itu sering membuat konflik antar petani,” jelas Zainuddin.

Mau menemui mandor, akhirnya hanya bisa bicara dengan buruh
Mau menemui mandor, akhirnya hanya bisa bicara dengan buruh

Dan yang perlu diinformasikan, air Lokok Lempanas juga dimanfaatkan untuk PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro).  Itulah sebabnya masyarakat sangat kecewa pada Pihak provinsi NTB yang tidak memahami kebutuhan masyarakat petani.

“Kita sekrang baru memberi peringatan, kalau masih diteruskan, seluruh masyarakat petani Kayangan akan bergerak,” ujar Zainuddin yang dibenarkan masyarakat yang ikut mendatangi lokasi proyek.

Ka-eS