KLU tereliminasi dalam program Smart City, juga akibat ketatnya persaingan antar kabupaten/kota
LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Lombok Utara, mengklaim kegagalan KLU masuk dalam program “smart city” atau “kota cerdas” yang digalakkan pemerintah pusat, disebabkan keterbatasan anggaran.
“Awalnya program smart city untuk 75 kabupaten/kota pada 2018 ini, dan KLU masuk dalamnya. Ternyata setelah proses berjalan, Kominfo pusat mengalami keterbatasan anggaran, hanya bisa untuk 50 kabupaten saja dan kita tidak masuk di 50 besar itu,” kata Kadis Diskominfo KLU, Kawit Sasmita, Rabu (05/06).
KLU tereliminasi dalam program itu, menurut Kawit, juga ketatnya persaingan antar kabupaten/kota. Dimana ada sebagian kabupaten/kota baru, termasuk KLU yang masih dihadapkan pada persoalan keterbatasan fasilitas.
“Misalnya fasilitas kantor, kita kan belum ada, termasuk jaringan telelomunikasi belum terbangun dengan sempurna, sehingga kita bersama 24 kabupaten/kota lainnya tidak terpilih masuk 50 besar,” bebernya.
Meski demikian, Kawit tetap optimis KLU bisa masuk dalam program tersebut pada 2019 mendatang.
Ia menjelaskan, ada beberapa Kabupaten /Kota baru bisa masuk Smart City setelah beberapa kali ikut.
“Kita akan usahakan lagi, lobi-lobi lah untuk meyakinkan Kominfo pusat. Sambil menyediakan segala fasilitas pendukungnya. Nanti akan diseleksi ulang. Sesuai target, program ini akan berakhir pada 2019 mendatang,” katanya lagi.
Konsep “smart city” kini mulai diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia, di antaranya Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogjakarta dan Malang.
“Smart city” atau kota cerdas menawarkan sebuah tatanan kota yang memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi secara cepat dan tepat, disamping dapat mengatasi beberapa masalah perkotaan lainnya.
DNU









