Warung Tradisional Diminta Bermitra Dengan Ritel Modern

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani mengatakan, kemitraan bisa menjadi solusi mengatasi terpuruknya warung tradisional dalam persaingan menghadapi ritel modern (Foto; aya?Lombok Journal)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Pasar-pasar tradisional yang belum direnovasi dan kumuh menyebabkan pelanggan beralih pada ritel atau pasar modern

MATARAM.lombokjournal.com —  Warung tradisional sulit berkembang karena renovasi pasar  belum terselesaikan dan maraknya retail-retail modern yang berkembang pesat.

“Mulai dari maraknya retail modern dan tempat usaha bagi masyarakat yang masih direnovasi,  yang kadang mrnghambat,” ujar Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani, belum lama ini.

Ia menjelaskan, pasar-pasar tradisional yang belum direnovasi dan kumuh menyebabkan pelanggan beralih pada ritel atau pasar modern. Tidak hanya tempat belanja yang kurang bersih, harga yang disuguhkan juga lebih mahal untuk menjaga harga saat tawar menawar.

“Kalau pasarnya kumuh ya mana ada yang mau belanja, masyarakatkan males. Makanya pindah ke retail moderen yang jauh lebih bersih dan nyaman,” tegasnya

Selly menjelaskan, suplai barang dan rantai distributor barang kerap kali menjadi masalah di hilir. Pedagang warung tradisional kerap mengambil barang dari jalur distribusi tangan kedua, bahkan ketiga dan seterusnya.  Hal itu menyebabkan harga menjadi mahal dan keuntungan yang didapatkan sedikit.

Terkait masalah ini, kemitraan bersama ritel bisa menjadi solusi. Hal tersebut bisa memutus rantai distribusi barang dari berbagai pihak. Ini akan memberikan harga yang bagus dan keuntungan yang besar bagi pedagang warung tradisional.

“Tidak lagi mengambil dari tangan ketiga yang membuat harga jadi lebih tinggi,” tuturnya.

Permasalahan selanjutnya, warung tradisional tidak memiliki kemampuan modal yang bisa bersaing dengan ritel modern. Ia mengatakan, solusi dari permodalan perbankan menjadi sangat penting.

Sebab itu,  menurut Selly, perbankan diharapkan bisa bekerjasama dengan masyarakat pemilik warung  agar bisa memajukan perekonomian warung-warung tradisional.

AYA