Setelah melalui badai pandemi Covid-19, kalangan UMKM perlu dukungan yang mendorong produknya terus berkembang
LombokJournal.com ~ Produk dalam negeri dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebenarnya tak kalah kerennya dibanding merek internasional.
Bahkan produk dari kalangan UMKM tak sedikit yang sudah diekspor digemari di mancanegara.
Jadi terbukti, produk UMKM sebenarnya memiliki standar kualitas ekspor. Semua orang pasti paham, kualitas ekspor memiliki spesifikasi yang tidak sembarangan?
BACA JUGA: Lombok Sumbawa Fair 2023 akan Jadi Event Utama
Memang sebagian masyarakat masih suka berburu barang merek internasional. Alasannya, produk luar negeri dinilai kualitasnya lebih baik, modelnya mengikuti zaman, hingga menjadi status simbol (gengsi) bagi pemiliknya.
Namun kini, anggapan itu tak selamanya benar.
Dukungan untuk UMKM tentu masih perlu dilakukan. beberapa waktu lalu Indonesia diterjang pandemi Covid-19 (sampai sekarang pun sisnya masih terasa). Adanya pandemi itu,, UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terpukul.
Menurut survei Bank Indonesia, 87,5 persen UMKM harus menelan pil pahit, karena mengalami penurunan pendapatan. Dari sisi pelaku UMKM, inovasi dan adaptasi termasuk pemanfaatan teknologi digital, mutlak harus dilakukan.
Dengan pemanfaatan teknologi dapat memudahkan pelaku UMKM memasarkan produknya, tak hanya bagi konsumen lokal, namun juga global.
Dari sisi pembayaran, dengan digitalisasi membuat transaksi dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun, proses transaksi menjadi semakin mudah.
Dari sisi konsumen, kita harus meningkatkan kesadaran serta minat untuk membeli dan menggunakan produk dalam negeri. Dengan cara tersebut, dapat mendukung UMKM untuk terus berkembang, lebih dari itu bisa membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
BACA JUGA: Strategi Pemprov NTB agar Event Internasional Meriah
Bagaimana tidak, data dari Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan, UMKM memiliki peranan penting dan strategis dalam struktur perekonomian Indonesia. Sebesar 99,9 persen dari pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM, dengan penyerapan tenaga kerja hingga 97,0 persen dan berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 60,5 persen.
Salah satu yang konsisten melaksanakan program pengembangan UMKM yaitu Bank Indonesia.
Bank sentral di Indonesia ini konsisten melakukan program pengembangan UMKM melalui tiga pilar kebijakan, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan pembiayaan guna mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif.
Bank Indonesia juga mendukung Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BWI).
Ini mendorong pemulihan ekonomi, antara lain melalui penyelenggaraan berbagai event strategis, perluasan penggunaan QRIS UMKM, program belanja produk-produk UMKM, serta peluncuran aplikasi E-Catalogue Bank Indonesia.
Salah satu event strategis Bank Indonesia yang selalu dinantikan masyarakat sebagai aksi nyata dukungan terhadap UMKM serta pariwisata, adalah Karya Kreatif Indonesia (KKI).
Sedikit kilas balik, pada tahun lalu, KKI terbukti sukses menjadi momentum kebangkitan UMKM di era pandemi untuk mendorong UMKM digital dan UMKM ekspor.
Capaian KKI 2021 meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, baik dari sisi omzet (94 persen), jumlah pengunjung (130 persen), realisasi business matching ekspor dan pembiayaan (17 persen), maupun komitmen pembiayaan (548 persen).
Hal ini mencerminkan membaiknya kinerja UMKM dan optimisme untuk bangkit setelah melewati badai pandemi.
BACA JUGA: Pertunjukan Kolosal INEN GUMI Meriahkan Event WSBK 2023
Tahun lalu KKI hadir pada bulan Mei, dengan rasa yang berbeda, karena KKI 2022 menjadi bagian dari side event Presidensi Indonesia untuk G20. ***
Sumber: Bank Indonesia