Saat pelaksanaannya nanti, seluruh pihak khususnya pemda dan panitia akan menerapkan protokol kesehatan
MATARAM.lombokjournal.com –
Kawasan Tiga Gili bersama Pemda Lombok Utara dan stakeholder pegiat pariwisata, kompak untuk menggelar even budaya sebagai langkah membangkitkan kembali pariwisata daerah.
Konsep lokal untuk mengangkat kembali adat, budaya dan kekayaan alam dikemas dalam even bertajuk “Pekenan Dayan Gunung, ngemunggahang dowe banda gumi sasak” yang berarti pasar kekayaan alam.
Konsep pasar lokal diangkat guna mempromosikan kembali seluruh potensi pariwisata, dari kerajinan tangan, budaya dan adat, hingga benda sejarah tradisional melalui kegiatan transaksi pasar.
Namun lebih khusus konsep ini ditujukan untuk menarik minat wisatawan untuk datang kembali ke kawasan Tiga Gili, di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Ketua Gili Hotel Asosiasi, Lalu Kusnawan menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya seluruh komponen pariwisata di Lombok Utara, untuk menggeliatkan kembali ekonomi melalui seluruh potensi pariwisata yang ditawarkan.
“Masa pandemi ini kawasan Gili semua berdampak. Kita ini mati suri tetapi bukan berarti kita tidak ada berusaha untuk bangkit. Melalui kegiatan ini kita mengangkat kekayaan budaya adat dan alam sebagai daya tarik. Kegiatan ini di maksudkan untuk mengangat priwisata melalui adat budaya dan kekayaan alam di Gili,” katanya saat menggelar temu media di Mataram pada Selasa (17/11/20).
Kusnawan mengatakan, konsep kegiatan ini terbentuk atas perubahan market agar geliat ekonomi di kawasan Gili tidak terus terpuruk jika menunggu Pandemi berakhir.
Melalui ‘Pekenan Dayan Gunung’ ini, akan menggerakkan UMKM untuk kembali produktif. Semua stakeholder dipastikan akan kembali bangkit saat penyelenggaraannya nanti yang digelar pada tanggal 12 – 13 Desember 2020 mendatang.
“Semua OPD ikut meramaikan acara ini sebagai wisatawan. Sehingga geliat ekonomi itu berputar dari bawah dan dari yang terdekat,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan dalam pasar pariwisata ini di antaranya, pekenan keris dan batu permata yang dinilai tidak bisa dipisahkan dari budaya. Kemudian kerajinan dan kuliner khas dayan gunung, untuk mengangkat sajian kuliner yang selama ini tidak pernah tersentuh.
“Pekenan kuliner gili dan workhop akan menjdi warna yang nantinya akan menarik wisatawan. Kesenian tradisional dayan gunung, dayan gunung ini menjadi asal muasal kita sebagai orang masyarakat suku Sasak sehingga menjadi keharusan bagi kita untuk mengangkat budaya,” tambahnya.
Rangkaian restorasi terumbu karang 3 Gili dan penanaman pohon di 3 Gili juga akan menjadi kegiatan utama untuk memulihkan kembali keindahan alam sekaligus menjadi persembahan bagi alam.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma menyampaikan, kondisi pariwisata di Lombok Utara saat ini tidak berada pada masa kejayaan dengan kunjungan pariwisata yang terus menurun, dan bahkan akan menuju nol.
Karenannya, melalui kegiatan ini diharapkan dapat memulihakan kembali ketertinggalan kunjungan wisata Lombok Utara yang sebelumnya dilanda musibah Gempa dan saat ini Pandemi Covid-19.
“PAD di Lombok Utara income terbesarnya dari pariwisata. Namun sejak ada gempa disusul Covid ekonomi dari sektor pariwisata menurun tajam, tingkat kunjungan bahkan hampir mendekati nol. Jadi kita geliatkan kembali promosi – promosi untuk meningkatkan kembali pariwisata. Saat ini hanya kita bisa melakukan rangkaian kegiatan dalam koridor protokol covid. Begitu juga dengan kegiatan kita saat ini,” katanya.
Kadispar memastikan, saat pelaksanaannya nanti, seluruh pihak khususnya pemda dan panitia akan menerapkan protokol kesehatan, sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan.
“Kita yakinkan didalam pelaksanaannya nanti akan terus terpantau dan terjaga protokol covid itu sendiri sehingga nantinya akan menjadi branding bagi wisata lain bahwa penerapan di Gili tetap pada protokol covid yang ketat,” pungkasnya.
Aya (*)