Tembakau Punya Potensi dan Prospek Besar di Lombok Utara

Peserta yang sudah mengikuti pelatihan Sekolah Lapang di Dusun Sentul, Desa Pendua, Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara Hama Tanaman Tembakau (SLPHT) di Dusun Sentul, Desa Pendua, Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, Rabu (25/08/21) / Foto: @ng
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Tanaman tembakau mempunyai prospek yang baik di Lombok Utara, karena saat ini petani menampakkan kemajuan dalam bertani tanaman yang disebut ‘mutiara hijau’ itu

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Sebutan ‘mutiara hijau’ tentang tembakau, mempunyai potensi dan prospek cukup besar di Lombok Utara.

Dan Kabupaten Lombok Utara akan menjadi salah satu daerah penghasil tembakau di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pelatihan terkait tanaman tembakau

Karena itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPPK) Kabupaten Lombok Utara (KLU) diminta sungguh-sungguh memberikan pelatihan Sekolah Lapang Penanggulangan Hama Tanaman Tembakau (SLPHT).

Dan diharapkan, SLPHT diberikan secara luas dan kontinyu kepada petani tembakau di Kabupaten Lombok Utata yang semakin menampakkan kemajuan bertani tembakau saat ini.

BACA JUGA: Varietas Anggur Bermacam-macam Tumbuh Subur di Desa Pendua

Harapan itu disampaikan salah seorang perwakilan peserta pelatihan, Moh. Ra’ub, saat  acara penutupan SLPHT yang sudah berlangsung selama delapan kali pertemuan, Rabu (25/08/21).

Peatihan itu dipusatkan di Dusun Sentul, Desa Pendua, Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara.

Potensi tembakau di kabupaten Lombok Utara saat ini meski baru pada lahan 150 hektare di dua Kecamatan, yakni Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Bayan.

Namun data tersebut belum termasuk tiga Kecamatan lainnya seperti Gangga, Tanjung dan Pamenang. Selama ini, Kabupaten Lombok Utara selain dikenal sebagai pariwisata, lebih dikenal dengan tanaman perkebunan berupa Kopi, Mete, Coklat, Cengkeh, Panili dan umbi-umbian seperti Porang sejenisnya serta pisang.

Tapi saat ini, petani juga sedang menunjukkan geliatnya tanam tembakau dengan kualitas yang tidak kalah dengan daerah lain di NTB.

“Jangan heran kalau kami mengharapkan Pemerintah Daerah sungguh sunggu membantu petani baik menyangkut SLPHT maupun ketersediaan pupuk dan obat obatan,” harap Moh Ra’ub saat acara penutupan.

BACA JUGA: Literasi Masyarakat Meningkat Jika Pustakawan Berkualitas

Tanaman tembakau sangat rentan terhadap situasi dan kondisi yang buruk. Misalnya terjadi anomali iklim dan adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tanaman tembakau.

Dengan adanya OPT tembakau yang lepas dari pantauan petani, akan berdampak terjadinya serangan yang bisa menimbulkan kerugian yang besar.

Tindak lanjut SLPHT

Menanggapi harapan peserta, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melalui Plt Kabid Perkebunan, Sugiartadi, SP, mengatakan akan ada tindak lanjut SLPHT.

“Saya tidak berjanji, namun Insya Allah di tahun 2021 ini akan dilakukan tindak lanjut SLPHT di lima kelompok lagi,” kata Sugiartadi.

Berkaitan dengan perhatian pemerintah terkait pupuk, obat obatan dan lain sebagainya itu, hal itu akan dipenuhi pemerintah melalui OPD leading sektor akan mengupayakan.

“Tentu asal didukung oleh petani dengan memperluas areal tanam serta memperbanyak lagi kelompok kelompok untuk menanam tembakau,” ujarnya.

Terkat permasalahan OPT, menurutnya sangat dibutuhkan suatu pembinaan dan pelatihan bagi petani tembakau untuk mengantisipasi serangan OPT tersebut.

Berbekal kebutuhan petani akan pengetahuan tentang OPT tanaman tembakau, maka Dinas ketahanan Pangan dan Pertanian mengadakan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Tembakau.

Pelaksanaanya melalui Program Peningkatan Kualitas bahan Baku Kegiatan Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan Pekebun Tembakau Tahun 2021, terang Sugiartadi, SP, selaku Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultural, Dinas Kertanian Pangan dan Pertanian KLU.

Senada dengan Moh. Ayusi, selaku Ketua Panitia SLPHT yang sekaligus Kasi Perbenihan dan Penyelamanan pembibitan. Ia menambahkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam bulan Nopember tahun 2021 ini akan merealisasikan anggaran yang lebih besar dari sekarang.

“Khususya untuk pelaksanaan kegiatan SLPHT sebagai kelanjutan dari kegiatan yang sudah kita lalui selama delapan hari ini,” ungkap Sugiartadi.

Termasuk jumlah peserta pun lebih banyak dari yang sekarang, lanjutnya.

Sementara itu, Moh. Ayusi menegaskan kembali penyampaian Kabid Perkebunan Sugiartadi, bahwa petani harus sungguh sungguh pula untuk memperluas areal tanaman tembakau dari luasan yang sekarang ini.

Sehingga pemerintah juga tidak ragu memberikan pembinaan dan bantuan anggaran kegiatan, tegasnya.

Petani diharapkan proaktif serta berinovasi, dan jangan hanya mendengarkan saja tapi juga melihat dan melakukan inovasi inovasi, baik teori maupun teknik-tehnik merawat hingga panen dan membangun kemitraan dengan pihak pasar.

Dalam pelatihan kali ini, dipraktikkan konsep pembelajaran orang dewasa, yaitu terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, terjadinya multi komunikasi.

Peran serta warga belajar diutamakan, pendapat harus dihormati, dan membangkitkan motivasi yang berasal materi yang disampaikan,termasuk nara sumber secara keseluruhan.

Sedangkan proses budidaya sampai dengan pasca panen yang tidak terlepas dari cara pengendalian hama terpadu (PHT).

@ng