Jika stok telur lokal tidak mencukupi kebutuhan pasar, wajar telur asal luar datang ke NTB.
MATARAM.lombokjournal.com – Banjirnya telur dari luar NTB, misalnya dari Bali, menjadi persoalan peternak ayam petelur di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kelompok ayam petelur atau Asosiasi Ayam Petelur Lombok mencatat, lebih dari 75 persen telur dari luar NTB menguasai atau mengisi pangsa pasar di Lombok.
Peternak kecil akan terancam gulung tikar, apalagi telur lokal hanya mengisi 25 persen di pasaran tradisional atau yang lainnya.
Namun di satu sisi, data Asosiasi Ayam Petelur Lombok menunjukkan, peternak lokal belum bisa memenuhi kebutuhan pasar. Hitungannya, populasi ayam di Lombok hanya 1 juta.
Sementara kebutuhan NTB akan telur sekitar 5 juta.
Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan Provinsi NTB, Hj. Putu Selly Andayani, tidak mempermasalahkan masuknya telur asal luar.
Selly mengatakan, jika stok telur lokal tidak mencukupi kebutuhan pasar maka wajar telur asal luar datang ke NTB.
“Kalau kurang pasokan di dalam kan gak masalah datang dari luar NTB. Daripada kurang, inflasi tinggi,” ungkapnya, saat dihubungi lombokjournal.com, Sabtu (20/10) siang.
Selly menilai, usaha peternak menjadi lesu karena dipicu dengan adanya bencana alam di NTB beberapa waktu lalu. Akibatnya pasukan telur lokal di pasaran menjadi berkurang.
“Apalagi dengan kejadian gempa. Usaha pada drop,” ucapnya jelas.
Sementara permintaan akan telur tetap bertambah, wajar kemudian telur dari luar menyerbu telur lokal.
“Apalagi bulan depan masuk bulan Maulid. Pasti kebutuhan juga besar,” sebut Selly.
Razak









