Umum  

Tablig Akbar, Buni Yani dan Sumbangan Untuk Bencana Bima

Terus menjaga persatuan ummat Islam, melawan segala bentuk penistaan (foto: hers)

Puluhan ribu ummat Islam yang menghadiri Tablig Akbar dengan tema Safari Dakwah 212 lapangan Tastura, Praya, Lombok Tengah, Minggu (29/1), tetap antusias meski tanpa kehadiran Rizieq Syihab. Buni Yani juga ikut memeriahkan tablig.

PRAYA.lombokjournal.com — Tablig akbar yang digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) tetap berlangsung khidmat. Panitia Safari Dakwah 212, menghadirkan ulama, dan penceramah kondang, seperti Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Nasir, KH. Zaitun Rasmin, KH. Abdul Rasyid AS, dan Dewan syuro FPI, Habib Muhsin bin Ahmad Alatas, serta Sekjen PB NW, TGH. Hasanain Juaini.

Selain para ulama kondang, acara tablig itu juga mendatangkan Buni Yani putra asli Lombok Timur yang pertama kali mengunggah video dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama yang saat ini maju menjadi salah satu calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Di atas panggung, Buni Yani menggugah peserta tablig dengan ajakannya agar umat muslim di Pulau Lombok bersatu membela Islam. Dikatakannya, di Jakarta ia berjuang menegakkan Agama Islam.

“Umat Islam mulai bersatu di Jakarta setelah adanya aksi 212. Saya ditetapkan menjadi tersangka dan siap mati untuk membela Agama Islam,’’ tega Buni Yani.

Penceramah Ust. Bachtiar Nasir menyampaikan sewruan yang sama, agar terus menjaga persatuan ummat islam, melawan segala bentuk penistaan, dan upaya mengkerdilkan umat islam, di segala sendi kehidupan bernegara, dan beragama.

“Kuncinya bersatu padu, tanggalkan perbedaan atau khilafah. Satu syahadat itulah saudara kita semuslim. Sepakat boikot produk-produk liberalisme, dan kolobialisme,” ujarnya dalam ceramah dihadapan puluhan ribu ummat islam.

Peserta tabliq tergugah pesan Ustadz Bachtiar Nasir setelah mendengar keinginan umat untuk Revolusi.  Bachtiar berpesan, agar ummat Islam memantapkan aqidah, menguatkan ibadah.
Bukan saàtnya lagi anak muda galau karena cintanya tidak diterima. “Sholat subuh anda harus di masjid jika tidak ingin dikatakan laki-laki sholehah,” katanya yang disambut meriah.

“Bagaimana bisa kita ajak anda berperang, jika anda masih lemah dengan hal-hal yang sepele, bagaimana mungkin kita bisa Revolusi tanpa keimanan yang kuat,” tegas Bachtiar. Ditekankannya, agar ummat Islam menjaga ukhuwah ini, menyelamatan ketauhidan.

Tabligh akbar juga dirangkai dengan penggalangan dana bantuan bagi korban banjir Bima. Sedikitnya sekitar 50 juta lebih terkumpul dalam acara tersebut.

 

hers