Sosialisasi JKN-KIS Untuk Jemaah Calon haji

Petugas BPJs Kesehatan Cabang Mataram tengah melakukan sosialisasi pada jemaah calon haji (JCH) di Asrama Haji, Rabu (16/8) (Foto: Rr/Lombbok Journal)
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Mulai tanggal 14 hingga 24 Agustus, BPJS Kesehatan Cabang Mataram membuka stand booth untuk melakukan sosialisasi pada Jemaah Calon Haji (JCH) di Asrama Haji NTB di Mataram.

Lalu Suryatna dan staf di sekretariat kesehatan Asrama Haji (Foto: Rr)

MATARAM.lombokjournal.com – Sejak pagi pukul 07.30 hingga sore hari pukul 15.00 wita, petugas BPJS memberi penjelasan terkait pentingnya bagi JCH memiliki kartu kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

“Kami mengingatkan kembali pada jemaah, ini menyangkut jaminan kesehatan bagi jemaah yang akan berangkat ke tanah suci,” jelas L Suryatna, Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan, BPJS Kesehatan Cabang Mataram di Asrama Haji, Rabu (16/08).

Pada pemberangkatan jemaah calon haji tahun ini, hingga hari ini sudah diketahui 7 orang yang harus dirawat, hanya 3 orang di antaranya sudah punya kartu peserta JKN.  Bagi peserta JKN tentu tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan.

“Sudah banyak jemaah yang mengambil formulir, bisa dikembalikan langsung, atau melalui drop box di kecamatan masing-masing,” kata Suryatna.

Memang belum diperoleh data, dari keseluruhan JCH yang berangkat tahun ini berapa jumlah yang telah tercatat sebagai peserta JKN-KIS.  Lebih-lebih  yang menjadi peserta mandiri, tentu jumlahnya sangat sedikit.

Tentu saja, bagi JCH yang berasal dari anggota TNI/Polri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) otomatis menjadi peserta JKN karena sudah diwajibkan. Demikian juga, karyawan perusahaan besar atau yang sudah mapan, seluruhnya jadi peserta JKN.

“Biasanya karyawan perusahaan menengah ke bawah atau kecil yang belum,” jelas Lalu Suryatna saat petugas BPJS Kesehatan tengah memberi penjelasan pada JCH di sekretariat kesehatan Asrama Haji.

BPJS Kesehatan Cabang Mataram gencar melakukan sosialisasi karena kesadaran masyarakat tentang fungsi kepesertaan JKN masih terbatas, tertutama tentang pentingnya mendaftarkan diri sebagai peserta. Selama ini, dengan adanya program JKN-KIS, sebagian masyarakat menganggap kalau sakit serta merta akan ditanggung pemerintah.

“Kadang-kadang ada yang menganggap sulit atau tidak tahu bagaimana caranya untuk mendaftar sebagai peserta,” tutur Suryatna.

Padahal, jelas Suryatna, saat ini di tiap kecamatan ada sistim pelayanan mandiri. Pihak BPJS Kesehatan sudah menyiapkan formulir isian, termasuk panduannya, kemudian setelah diisi tinggal dimasukkan dalam drop box yang sudah disiapkan di tiap kantor kecamatan. Tiap hari Senin, Rabu dan Jum’at ada petugas dari BPJS Kesehatan yang akan mengambil.

Sosialisasi gencar yang dilakukan BPJS Kesehatan Cabang Mataram memang berhasil meluaskan kepesertaan JKN.  Untuk mencapai target cakupan semesta tahun 2019, target kepesertaan yang telah dicapai BPJS Kesehatan Cabang Mataram cukup menggembirakan.

Di Kabupaten Lombok Utara kepesertaannya mencapai 81 persen, Kota Mataram 89 persen, hanya di Kabupaten Lombok Barat sosialisasinya perlu digencarkan, karena baru mencapai sekitar 65 persen.

Gubernur  NTB, TGH M Zainul  Majdi, berharap target cakupan semesta  tercapai pada masa akhir masa jabatannya, tahun 2018.  “Kita kerja keras agar target itu terpenuhi,” kata lalu Suryatna.

Rr