Senggigi Dikiritisi Pelaku Pariwisata

PANORAMA SENGGIGI. Lima tahun terakhir maintenance infrastruktur dan lain-lain di Senggigi menurun. Senggigi akan lebih cepat ditinggalkan dari yang diprediksikan (foto: IST)

Senggigi di Lombok Barat yang semula primadona Lombok, kini mengalami kemunduran. Digantikan resort Mandalika yang maju pesat juga berskala nasional, dan infrastrukturnya lebih bagus

Wirajagat

MATARAM.lombokjournal.com – Kritik untuk Senggigi itu diungkapkan Ketua DD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia NTB, JN Wirajagat. “Senggigi sekarang kalah dengan pantai yang ada di selatan,” cetusnya.

Menurutnya, selain infrastruktur akan lebih bagus, wilayah pantai selatan itu juga maintenance-nya akan lebih bagus. Faktor skala multinasional, infrastuktur dan maintenance,  wilayah pantai Mandalika yang lebih unggul maka Senggi tinggal gigit jari.

“Sekarang sudah mulai di level orange atau bahkan hampir merah, tapi tidak berbuat apa- apa, maka Sennggigi akan ditinggalkan oleh investor,” ungkapnya

Sejak Mandalika jadi salah satu destinasi di Indonesia dan masuk kawasan ekonomol khusus (KEK), sudah pasti memberikan dampak bagi Senggigi yang lebih dulu populer di Lombok.

“Jadi begini, pasar itu punya kecendrungan pasar, salah satu fakror penting adalah aksestabilitas, ” terang JN Wirajagat.

Sejak bandara internasional pindah ke selatan, jadi faktor potensial mengurangi daya tarik Senggigi. Tapi selain itu, keindahan pantai-pantai di bagian selatan itu tak tertandingi oleh Senggigi.

Pantai di wilayah selatan di Lombok Tengah pantainya lebih indah warna pasirnya, juga tak kalah menarik jadi dari sisi potensi alam yang sudah kuat .

Faktor lainnya terkait masalah pemeliharaan pengelolaan destinasi .

“Kadis Pariwisata NTB sendiri menilai, lima tahun terakhir maintenance  infrastruktur dan lain-lain di Senggigi  menurun. Saya khawatir Senggigi akan lebih cepat ditinggalkan dari apa yang saya prediksikan,” tegasnya

Senggigi Dibangun Lagi

Melihat kondisi seperti itu, Wirajagat menyarankan, Bupati Lombok Barat perlu segera pembenahan Senggigi lagi.  Di Senggigi kalau hujan airnya tidak bisa nyebrang ke laut, dan itu jadi penyebab banjir.

“Lebih jauh lagi, faktor perizinan yang diobral-obral. Vila vila bukit di Senggigi  menyebabkan  longsor berkali kali,” kata Wirajagat.

Ini masalah lingkungan. Mereka membangun vila maei potong tebing- tebing, kemudian  diuruk, mereka babat habis dan membuat talut dan tanggul sesukanya . Tanpa ada kajian kondisi lereng bukit, kemiringan dan potensi longsornya .

“itu seharusnya ada di perizinan, ada kajian geotehniknya.  Jika syaratnya tidak dipenuhi maka gak boleh dibangun vila-vila yang ada di atas bukit,” katanya. Senggigi yang makin tak terkontrol dapat mempercepat mundurnya Senggigi dari dunia wisata.

Sekarang Senggigi lesu,  tiga Gili di utara bukan lagi jadi faktor pendukung tapi ancaman bagi Senggigi .

“Tapi ini tergantung pemerintah setempat.  Berdiam diri saja atau melakukan pembenahan sebagai komitmen PAD yang besar ,” tegas Wirajagat.

AYA