Pelibatan tenaga kerja lokal Lombok Utara yang mencapai 47 persen dalam kegiatan rehab rekon ini diapresiasi Wagub
KLU.lombokjounal.com –
Rehabilitasi dan rekontruksi (rehab-rekon) pembangunan 14 fasilitas kesehatan dan sekolah di Kabupaten Lombok Utara (KLU), jadi contoh baik pembangunan pasca bencana.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan apresiasinya saat meninjau ke dua lokasi pembangunan sekolah di SMKN 1 Tanjung dan SMKN 1 Pemenang KLU, Selasa (09/03/21).
Proyek Program Bantuan Rekonstruksi Infrastruktur Gempa dan Tsunami (PETRA) itu dilaksanakan oleh UNDP, didanai Republik Federal Jerman melalui bank pembangunannya, KfW.
“Saya mengamati kegiatan PETRA menjadi contoh baik pembangunan pasca bencana,” kata Wagub.
Menurutnya, pembangunan fasilitas kesehatan dan Pendidikan itu didesain dan dikerjakan dengan sangat baik. Pembangunannya dirancang sejalan dengan tujuan build back better (membangun ulang lebih baik).
Ia didampingi Asisten 1 Setda Pemprov NTB, Kepala Bappeda NTB, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Budaya NTB.
Ummi Rohmi juga mengapresiasi pelibatan tenaga kerja lokal Lombok Utara yang mencapai 47 persen dalam kegiatan rehab rekon ini.
Pemerintah Provinsi NTB, ditegaskan Ummi Rohmi, berkomitmen mengawal kegiatan rekontruksi agar dapat berjalan lancer dan tepat waktu.
“Saya juga mengapresiasi pelibatan tenaga kerja lokal Lombok Utara sebanyak 47 persen dalam pekerjaan rekontruksi pada 14 fasilitas kesehatan dan sekolah,” kata Wagub.
“Ini sangat berarti sekali bagi kami karena membantu meringankan beban ganda yang dirasakan oleh masyarakat NTB, yang belum pulih dari bencana gempa bumi dan sudah dihadapkan pada pandemi Covid-19,” tuturnya.
Zainudin, Koordinator Proyek PETRA NTB menjelaskan detail terkait proyek rekontruksi ini. Dari total 14 infrastruktur kesehatan dan pendidikan yang dibangun, 4 SMK Negeri di KLU, 8 puskesmas pembantu di KLU, 1 puskesmas pembantu di Lombok barat, dan 1 puskesmas di Lombok timur.
“Jadi total gedung yang dibangun secara keseluruhan mencapai sekitar 35 gedung di 14 lokasi tersebut,” tutur Zainudin.
Zainudin juga menjelaskan, prinsip rekontruksi yang dilakukan mengedepankan “build back better” atau “membangun ulang dengan lebih baik”.
Sebelum rekontruksi dilakukan telah dilakukan kajian geologis, untuk memastikan gedung yang dibangun tidak berada pada jalur patahan gempa. Bahan bangunan dan struktur bangunan juga telah memenuhi standard gempa.
“Sebelum kegiatan ini dimulai kita melakukan kajian geologis di semua lokasi untuk memastikan semua gedung ini betul-betul aman dari jalur patahan yang memungkinkan bisa bertahan ke depan,” jelasnya.
Pembangunan juga dilakukan dengan pendekatan yang inklusif untuk memastikan “tidak seorangpun tertinggal”.
Perempuan telah menjadi bagian utama dari proyek sejak tahap awal, memastikan fasilitas dibangun untuk memenuhi kebutuhan perempuan. Akses bagi penyandang disabilitas juga akan disediakan.
Zainudin menambahkan, sekitar 150 ribu warga di Pulau Lombok dan sekitarnya akan menerima manfaat dari rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon) fasilitas pendidikan dan kesehatan ini.
Rr