Persaingan Bisnis, Dinamika Merebut Pelanggan 

Dalam persaingan bisnis yang tidak sehat, ada yang melakukan usaha yang mengarah pada menghalalkan cara untuk menjatuhkan lawan

Persaingan bisnis terjadi ketika organisasi atau perorangan berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan / Foto ; ags
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Menghadapi persaingan bisnis, suatu perusahaan dapat bertahan jika memiliki keunggulan produk dan peningkatan pelayanan terhadap konsumen

persaingan bisnis adalah perseteruan atau rivalitas antara pelaku bisnis yang secara independen berusaha mendapatkan konsumen
Catatan manajemen : Agus K. Saputra

lombokjournal.com ~ Catatan sebelumnya di media ini menyinggung soal apa yang disebut perusahaan sukses. Perusahaan disebut sukses memasarkan produk, kalau produknya selalu dicari, dibeli, dan dikonsumsi secara rutin oleh konsumen. 

Kalau begitu, bagaimana membuat suatu produk agar sukses? 

BACA JUGA : Mega Planning Model; “Dunia Seperti Apa yang Kamu Inginkan?”

Jawabannya tergantung pada tiga aktor utama: pelanggan, pesaing, dan perusahaan itu sendiri. Ketiganya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

Terkait hal itu, kali ini kita tambah bahasan soal persaingan bisnis. Mengutif Anindyadevi Aurellia (detikFinace Kamis, 22 Sept 2022 07.45WIB), Mudrajad Kuncoro di bukunya berjudul “Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif” menjelaskan, definisi persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi. 

Persaingan bisnis terjadi ketika organisasi atau perorangan berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan.

Sementara secara umum, persaingan bisnis adalah perseteruan atau rivalitas antara pelaku bisnis yang secara independen berusaha mendapatkan konsumen dengan menawarkan harga yang baik dengan kualitas barang atau jasa yang baik pula.

Dilansir dari buku “Dinamika Pemasaran Jelajahi Dan Rasakan Pemasaran” oleh M Taufik, suatu bisnis dinilai tidak akan pernah terlepas dari unsur persaingan. 

BACA JUGA : Prinsip 80/20; Tentang Efek (Hasil) dan Penyebabnya (Upaya)

Sebab apa pun itu inovasinya, sejatinya tidak mungkin ada suatu usaha yang murni menikmati penjualan dan keuntungan. Paling tidak, bukan untuk waktu yang lama untuk menikmati suatu usaha karena akan ada pesaing yang ingin turut menikmatinya.

Bentuk Persaingan Bisnis

Dalam dunia persaingan bisnis dikenal dengan dinamika persaingan dalam memperebutkan pelanggan. Maka, setiap perusahaan perlu memperhatikan dinamika pasar agar bisa mengikuti persaingan. Bentuk persaingan bisnisnya sebagai berikut:

  1. Persaingan Sehat (Healthy Competition)

Akhmad Mujahidin dalam buku ”Ekonomi Islam” menjelaskan bahwa persaingan sehat merupakan persaingan antar perusahaan atau pelaku bisnis, yang diyakini tidak akan melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis

      2. Persaingan Tidak Sehat (Cut Throat Competition)

Persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair, dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan, sehingga salah satu tersingkir dari pasar dan salah satunya menjual barang dibawah harga yang berlaku di pasar.

Aspek dalam Persaingan Bisnis

  1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Masuknya sejumlah pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi usaha bisnis yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan sumber daya produksi yang terbatas.

  1. Ancaman dari Produk Substitusi

Gumbira-Sa’id menjelaskan dalam buku Manajemen Strategis Perspektif Syariah, bahwa walaupun produk substitusi memiliki karakteristik yang berbeda, namun ia dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Karenanya, produk substitusi yang berharga lebih rendah akan mengancam produk yang ada.

  1. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli mampu mempengaruhi penjual untuk memotong harga, untuk meningkatkan mutu dan servis serta mengadu perusahaan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Beberapa kondisi yang memungkinkan hal tersebut, yakni saat pembeli membeli dalam jumlah yang besar dan produk perusahaan dipandang tidak terlalu penting bagi pembeli sehingga pembeli mudah berpaling pada produk substitusi.

  1. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Selain pembeli, pemasok juga dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk. Pemasok akan kuat bila jumlah pemasok sedikit, produk yang ada unik, dan tidak ada produk substitusi.

Persaingan Bisnis yang Sehat

Suhasril dan Mohammad Taufik Makarao menjelaskan dalam buku “Hukum Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di Indonesia”, persaingan sehat memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Menjamin persaingan di pasar yang inheren dengan pencapaian efisiensi ekonomi di semua bidang kegiatan usaha dan perdagangan.
  2. Menjamin kesejahteraan konsumen serta melindungi kepentingan konsumen.

3.Membuka peluang pasar yang seluas luasnya dan menjaga agar tidak terjadi konsentrasi kekuatan ekonomi pada kelompok tertentu.

Dalam menghadapi persaingan, suatu perusahaan dapat bertahan jika memiliki keunggulan produk dan peningkatan pelayanan terhadap konsumen.

Alasan Mencintai Pesaing

Menurut Ippho Santoso dalam buku “Muhammad sebagai Pedagang” (2008 hal 73-81) ada banyak alasan untuk mencintai pesaing, yaitu:

Educating the customer

Pelopor positioning Al Ries pernah bilang, bersikap bersahabatlah terhadap pesaing. Contohnya, Coca Cola sebenarnya berutang budi pada Pepsi Cola. Karena perseteruan antara Coke dan Pepsi membuat konsumen semakin sadar akan keberadaan kola.

Ingat, konsumen selalu memiliki pilihan. Mengapa harus kola? Toh, konsumen bisa memesan air mineral, jus buah atau lainnya. Kalau bermain sendiri, Coke akan kelabakan mendidik atau mengedukasi konsumen untuk menyukai kola. Untunglah Pepsi muncul (walau kemudian Coke menyeret Pepsi ke pengadilan).

Gathering the customer

Hermawan Kartajaya mengumpamakan, pedagang martabak akan kelimpungan jika jualan sendirian. Ia akan sangat terbantu jika pedagang martabak yang ikut jualan di sampingnya. Begitu para pedagang martabak berkumpul, maka pastilah pembeli akan berbondong-bondong menghampiri tempat tersebut.

BACA JUGA : Pemantauan Pos Pengamanan Jelang Nataru

Expanding the market

Ibaratnya begini. Kalau makan kue sendirian bisa “enek”. Lebih nikmat kalau makan bareng-bareng. Selama ini kita khawatir, munculnya pesaing dapat memperkecil irisan kue (market share) yang selama ini kita nikmati. Padahal, saat waktu yang sama, hadirnya pesaing turut memperbesar ukuran kue (marker size). Inilah manfaat utama dari persaingan, yakni mengedukasi dan menghimpun konsumen, sehingga pada akhirnya memperluas pasar secara keseluruhan.

Impoving self-performance

Sesungguhnya, persaingan itu adalah anugerah, bukan musibah. Analoginya,”Apa gunanya jadi juara umum, kalau ternyata balap karung sendirian? Apa gunanya jadi juara dunia, kalau ternyata lawannya hanya anak TK?” Nah hal ini sangat gampang dipahami. Karena pesaing yang sedemikian akan menggedor potensi diri kita. Bukankah ini anugerah? 

Conducting benchmarking

Manfaat dari persaingan adalah sebagai kayu ukur. Maksudnya, apabila nyatanya pesaing lebih lihai dari kita, ya sudah, tiru saja. Inilah yang disebut benchmarking. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan 5N, yaitu Niteni, Nitili, Niroake, Nambahi, Nempeli. Atau “bahasa gaulnya”: ATM, yaitu Amati, Tiru, Modifikasi.

Creating positive image

Umpamanya. Tidak sedikit nahkoda diberi penghargaan gara-gara adanya badai. Itu artinya, nahkoda butuh badai. Makanya, kalau perlu, pesaing itu diciptakan. Ingatlah: we are born to COMPLETE, not to COMPETE.

Sabda Nabi Muhammad, “Allah tidak akan berbelas kasih kepada seseorang, apabila orang itu tidak mengasihi sesamanya.” Dan Allah berfirman, “Tidaklah Kami mengutus engkau melainkan rahmat bagi semesta alam.”

Sekali lagi, menjadi rahmat bagi semesta alam, tidak terkecuali terhadap pesaing.

#AkuAir-Perumnas, 24-12-2024