Peningkatan Curah Hujan, Ada Faktor Lain Selain La Nina

ilustrasi - Intensitas curah hujan tinggi disebut karena fenomena global La Nina / IST
image_pdfSimpan Sebagai PDFimage_printPrint

Pertemuan angin di atas wilayah Indonesia yang menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan berintensitas tinggi di Indonesia, selain La Nina

MATARAM.lombokjournal.com ~ Intensitas curah hujan di Lombok tercatat mengalami peningkatan pada Senin (06/12) dini hari hingga pagi.

Beberapa wilayah di Lombok Barat (Lobar) mengalami banjir dan tanah di Longsor, misalnya di Batu Layar terjadi tanah longsor. Jembatan Meninting diterjang air bah menyebabkan kerusakan parah, sehingga ditutup bagi pengguna jalan.

Curah hujan tinggi diperirakan hingga Februari

Paling menyedihkan banjir di komplek perumahan Bhayangkara Residence di Ranjok, Gunung Sari, Lobar. Beberapa rumah di blok yang lokasinya terletak bagian bawah, hampir tenggelam luapan sungai.

Bupati Lobar, Fauzan Khalid saat turun lapangan meninjau lokasi yang terdampak banjir dan longsor mengatakan, bencana banjir dan longsor ini disebabkan karena tingginya curah hujan akibat badai La Nina.

BACA JUGA: Hujan Deras Hingga Pagi, Waspadai Luapan Air dan Longsor

Fauzan mengatakan, berdasarkan perkiraan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak curah hujan akan terjadi akhir Desember 2021 hingga awal Januari 2022.

Berdasarkan perkiraan BMKG tingginya curah hujan ini akan menyebabkan terjadinya sejumlah bencana seperti Banjir, Longsor dan pohon tumbang. Ia meminta semua pihak mewaspadai dan siaga menghadapi dampak tingginya curah hujan akibat La nina.

La Nina

Selama ini diketahui fenomena La Nina sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan.

La Nina merupakan fase dingin atau kondisi meningkatnya curah hujan akibat perubahan suhu yang terjadi di Samudra Pasifik.  Fenomena alam ini mengakibatkan hujan lebat turun dengan intensitas yang lebih tinggi.

Bukan hanya hujan, La Nina terkadang juga disertai angin kencang yang berbahaya. Bahkan potensi munculnya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Sebenarnya pihak BMKG Indonesia telah memprediksi kemungkinan bencana alam ini terjadi di akhir tahun 2021 hingga awal 2022.

Tapi curah hujan yang tinggi itu bukan semata-mata disebabkan La Nina.

Selain La Nina ternyata ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan berintensitas tinggi di Indonesia.

BACA JUGA: Tim Reaksi Cepat BPBD NTB Bantu Evakuasi Banjir

Menurut BMKG, faktor selain fenomena global La Nina, adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia menjadi penyebab curah hujan berintensitas tinggi.

“Musim hujan akan lebih basah karena La Nina sudah kita sampaikan sejak Oktober lalu, kemudian ada faktor dinamika atmosfer yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di Indonesia,” ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab seperti dikutip Antara, beberapa waktu lalu.

La Nina memang diketahui sebagai faktor global yang mempengaruhi peningkatan curah hujan ekstrem. Namun, terdapat pula faktor regional yaitu adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia.

Penjelasan Fachri, daerah pertemuan itu terjadi akibat monsun Asia yang masuk ke selatan karena adanya daerah-daerah bertekanan rendah di utara Australia.

Munculnya daerah pertemuan angin di atas Indonesia dan suhu yang semakin dingin akan membentuk awan.

Selain itu, terdapat pula faktor lokal yang menyebabkan peningkatan curah hujan ekstrem yaitu stabilitas udara yang cenderung labil atau mudah terangkat yang dapat membentuk awan konvektif.

Proses tersebut menjadi cukup kuat karena udara yang labil.

Kombinasi tiga faktor tersebut, menurut Fachri, yang mendorong banyak terbentuknya awan hujan di Indonesia.

“Curah hujan tinggi karena faktor-faktor atmosfer tersebut,” ujarnya.

Menurut BMKG, Indonesia saat ini tengah memasuki periode puncak musim hujan yang dapat membuat terjadinya intensitas hujan mencapai 100 milimeter dalam sehari.

Atau masuk dalam kategori hujan lebat dan ekstrem. Dam diperkirakan periode puncak musim hujan masih akan berlangsung.

“Sampai akhir Februari hingga awal Maret nanti,” ujar Fachri.

Mas