Penggantian Kacamata Bagi Peserta BPJS Kesehatan

JKN yang dikelola BPJS Kesehatan memberi harapan baru tentang jaminan kesehatan semesta bagi seluruh rakyat Indonesia (foto: Koleksi BPJS)

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah berjalan dan — meski sering muncul pro dan kontra — tak dapat dipungkiri bahwa program ini telah membantu banyak jiwa. Berhasil menolong pasien sembuh dari penyakit dan menolong banyak keluarga dari potensi gangguan ekonomi karena tingginya biaya kesehatan.

lombokjournal.com

Pengakuan dari Dicky Adrian menjadi salah satu contoh. Pria asal Manado yang sehari-hari bekerja sebagai manajer personalia (Human Resources Manager) di Hotel Aston Mataram, mengaku cukup puas dengan pelayanan JKN yang dikelola BPJS Kesehatan Cabang Mataram.

“Tiap dua tahun saya bisa mengganti kacamata saya dengan plafon Rp300 ribu,” akunya yang menjadi peserta kelas 1.

Dicky yang mengaku menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak tahun 2014, pada bulan saat ia mendaftar itu sudah bisa dipakainya berobat ke spesialis mata. Menurutnya, yang penting pasien menempuh prosedur pengobatan yang ditentukan.

“Kalau harga kacamata yang kita perlukan itu Rp500 ribu, ya kita tinggal bayar sisanya berapa,” cerita Dicky.

Ternyata pengakuan Dicky Adrian sama dengan yang dialami seorang pasien di Medan, M. Ricky Rivai. Pengakuan itu ditulisnya dalam artikel Kompasiana di media online Kompas dengan juudul “Pengalaman dengan JKN, dari Kacamata ‘Gratis’ sampai Operasi Abses Liver”.

Ricky Rivai yang berobat ke Spesialis Mata di RS Swasta di Medan, Martha Friska Hospital, juga memperoleh kacamata dengan plafon Rp 300.000,- (kelas 1).

Memang ia sempat ditolak BPJS Kesehatan Center gara-gara surat rujukan tidak memuat diagnosa.  Ricky sempat ke puskesmas minta rujukan, tapi ia tidak bisa ketemu langsung dengan dokter. Perawat puskesmas hanya menuliskan keluhan mata gatal, berair dan rabun.

Ternyata itu belum merupakan diagnose yang cukup. Petugas BPJS Kesehatan Center, di era JKN ini dokter primer harus sudah menegakkan diagnosa awal sekurangnya untuk 144 jenis penyakit.

Waktu kembali ke puskesmas dan menemui dokter, barulah dokter menuliskan surat rujukan yang baru dan menulis diagnosa “kelainan refraksi”.  Setelah dapat rujukan baru, dan diserahkan rujukan, kartu dan ktp, semua harus asli. Petugas mengecek di komputer, tak lama kemudian petugas mencetak Surat Eligibilitas Peserta (SEP).

Surat ini dan surat rujukan saya dibawanya ke admission. “Saya diberikan nomor antri di Poli Mata. Sampai disini saya cukup terkesan dengan pelayanan JKN dan petugas rumah sakit,” tulisnya.

Dokter memeriksanya dengan baik dan sangat ramah. Tidak ada keraguan meski ia pasien JKN. Sekitar 15 menit saya diperiksa, dokter menuliskan resep, dokter menganjurkan pakai kacamata. “Saya buatkan resepnya. Obatnya diambil di apotik, resep kacamata nanti diantar mbak perawat ini,” kata dr. Ayu N. Qomaryati, Sp.M dengan sangat ramah.

Setelah menunggu di apotik, seorang perawat keluar dari ruang poli mata dan menghampirinya, memberikan beberapa jenis surat dan resep kacamata. Surat-surat itu masih berlogo Askes, semua dibawanya ke kantor. Dari apotik itu diberikan 1 salep dan 1 obat tetes berlogo “khusus Askes”, 1 strip Vitamin C, 12 kapsul Vitamin A, semuanya gratis tanpa biaya.

Esoknya Ricky menceritakan pergi ke kantor BPJS Kesehatan, mengutarakan maksudnya ke security mengenai resep kacamata. Disana ia diterima dengan ramah, dan menyerahkan semua surat-surat dari RS kemarin, KTP dan kartu BPJS Kesehatan, kemudian petugas menuliskan satu surat yang ditujukan ke optik rekanan BPJS Kesehatan, di pojok surat ditulis kode “Kelas 1″.

Kemudian ia menuju ke optik yang dimaksud yang memang melayani peserta BPJS Kesehatan. Disitu tersedia koleksi kacamata tidak terlalu bervariasi. Kacamata disana sudah dibagi menjadi 3 kelas. Kelas I dengan pilihan merk-merk kw dari rayban, oakley, porsche design, dan lain-lain. Kelas II di bawah itu, dan kelas III di bawahnya lagi.

“Saya tidak bisa upgrade ke kacamata yang lebih bagus meski nambah biaya karena kelas 1 sudah yang paling bagus di optik itu. Tapi tak apalah, mutu frame dan lensanya juga cukup bagus,” tulis Ricky.

Mengurai pengalaman dengan JKN yang merupakan pengalamannya sendiri, mengungkapkan JKN memberi harapan baru bagi segenap bangsa in. “Memberikan jaminan kesehatan semesta bagi seluruh rakyat Indonesia,” harapnya.

BACA : Pengobatan Anak Yang Kepalanya Membesar (Penderita Hydrocepallus),  Gratis Pakai Kartu BPJS

Rr