Umum  

Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Fethullah Gulen

Gulen adalah mantan sekutu Presiden Erdogan [Reuters]

Ankara belum membuat permintaan ekstradisi pada Pemerintah AS

ANKARA –

Pengadilan di Turki mengeluarkan perintah resmi penangkapan ulama Fethullah Gulen, yang kini bermukim di AS. Pemerintah Turki menuduhnya sebagai dalang  di balik kudeta gagal, 15 Juli lalu, yang menewaskan lebih dari 270 orang.

Fethullah Gulen, kini tinhggal di Pennsylvania, AS
Fethullah Gulen, kini tinhggal di Pennsylvania, AS

Kantor berita pemerintah, Anadolu mengatakan hari Kamis (4/8), pengadilan berbasis Istanbul mengeluarkan surat perintah penangkapan Gulen. Gulen, mantan sekutu dekatPresiden Recep Tayyip Erdogan, yang kini tinggal Pennsylvania, AS. Pemerintah Turki menghendaki Gulen diekstradisi ke Turki, namun belum mengajukan permintaan resmi.

Dari Pennsylvania, Gulen membantah, bahkan ia tidak mengetahui kudeta itu sebelumnya. Ankara belum membuat permintaan ekstradisi formal ke AS, namun perintah penangkapan bisa mengawali proses itu.

Washington telah meminta bukti keterlibatan ulama itu. Proses ekstradisi harus mengikuti proses sesuai prosedur yang berlaku.

Perintah menangkap Gulen merupakan yang pertama pasca kudeta yang gagal. Tapi sebelum kudeta, pengadilan di Turki juga pernah mengeluarkan surat perintah penangkapan. Sebelumnya Gulen pernah dituduh memimpin organisasi yang secara ilegal menyadap percakapan Erdogan dan mantan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu.

Turki berusaha membersihkan gerakan yang terkait Gulen. Termasuk seluruh kegiatan amal, sekolah maupun bisnis di seluruh dunia. Organisasi yang digerakkan Gulen dicap sebagai “organisasi teroris”, dan Turki bersikap keras pada anggotanya sejak kudeta yang gagal.

Puluhan Ribu Dipenjarakan

Sekitar 26.000 orang telah ditahan, sebagian besar militer yang dicurigai terlibat kudeta gagal. Selain itu, diperkirakan 70.000 orang diberhentikan dari pekerjaan sebagai pegawai negeri, peradilan, pendidikan, kesehatan, militer, dan media.

Sebelumnya pada hari Kamis, Erdogan berjanji memberangus jaringan bisnis yang terkait gerakan Gulen.

“Tak diragukan lagi, organisasi ini memiliki jaringan di dunia bisnis yang paling kuat,” kata Erdogan saat pidatonya di depan anggota Kamar Dagang di Ankara. Ia bertekad memotong semua hubungan bisnis organisasi ini, yang disebutnya “tangannya penuh darah.”

residen Erdogan mengibaratkan, tiap sen yang masuk ke gerakan Gulen merupakan peluru yang siap ditembakkan terhadap bangsa ini. “Dengan cara yang sama kita tidak mengampuni yang menembakkan peluru, kita juga tidak mengampuni mereka yang membiayai peluru,” tegasnya.

Gunung Es

Erdogan bersumpah, pembersihan militer terus berlanjut. “Setelah 15 Juli struktur organisasi licik di Angkatan Bersenjata Turki mulai terungkap,” katanya. Mreka yang ditangkap hanyalah puncak gunung es, yambahnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan, Mehdi Eker, mengatakan negara-negara di seluruh dunia perlu mengambil tindakan terhadap sekolah atau instansi lain yang terkait gerakan Gulen.

Eker mengatakan gerakan ulama itu memiliki ratusan sekolah, badan amal atau instansi lain di lebih dari 100 negara. Diperingatkannya, negara-negara yang disusupi gerakan Gulen bisa menghadapi “risiko keamanan”

“Ini adalah tanggung jawab kita memperingatkan negara-negara yang telah ketempatan jaringan sekolah Gulen,” kata Eker. Di Afrika, menurutnya,sekolah-sekolah itu dituduhnya sebagai pembinaan kader-kader “teroris”.

Baru-baru ini Kedubes Turki di Jakarta meminta Indonesia menutup sekolah-sekolah yang dianggap terindikasi gerakan Gulen. Namun pemerintah Indonesia menolaknya.Karena tuduhan yang menganggap sekolah-sekolah itu mengajarkan teror dinilai tidak berdasar.

Sumber: (Al Jazeera)