Komunitas ER-KA-EM (Rumah Kucing Montong) yang dimotori Ary Juliant , selalu punya agenda yang perlu terus disimak. Selama tiga hari berturut-turut, dan berakhir hari Sabtu (16/01/21), menyelenggarakan Pekan ER-KA-EM, menggelar pemutaram film-film Iran, diskusi musik hingga presentasi album musik
MATARAM.lombokjournal.com –
Bertandang di komunitas ErKaEm selalu menangkap denyut semangat kreatif yang tak putus-putus. Ada nuansa saling memberi semangat, ada kepercayaan bahwa kreativitas (dalam kesenian) merupakan upaya memperbaiki kualitas hidup.
Itu juga yang tersirat dalam Pekan ErKaEm, Pada hari terakhir agenda Pekan ErKaEm itu didahului dengan pembacaan puisi oleh Julia Arungan, guru sekolah dasar di Nusa Alam yang saat mahasiswa dikenal aktif di Teater Putih FKIP Universitas Mataram.


Sabtu sore itu, pekan ErKaEm berakhir dengan presentasi musik Ary Juitant & The BADJIGUR BLUEGRASS yang hadir membawakan musiknya pada sesi musik kamar. Ary dan kawan-kawannya (Arif Prasojo, Wawan Wardaya dan Aditya) membawakan 7 lagu lama karya Ary Juliyant (1987 – 2006) yang diaransemen ulang di Studio ARIFTONE-nya Arif Prasojo.
Itu juga bagian dari progres garapan album baru nya SEVENIUM PRE MILENIUM produksi FOLKOPI Rec AJ&F / ARIFTONE. Album itu berisi tujuh lagu; OVERHANG (Ary Juliyant), DOWN IN TIMIKA ROADS ( Ary Juliyant), SALAM.KEPADA IKAN- IKAN.(Ary Juliyant), AKU TIDAK TIDUR, MANIS (Ary J/ Kartawi/ Ammy K), DELAPAN BARIS HUJAN GERIMIS (Ary Juliyant), KEPUNAHAN (Ary Juliyant), dan NYANYIAN DEWI (Ary Juliyant).

Meski sore itu yang dipresentasikan hanya tiga lagu, antara lain Panjat Tebing, Delapan Baris Hujan Gerimis, dan satu lagu renungan tentang hutan di Papua, suara Ary dan musik The Badjigur Buegrass yang unik nyerempet keroncong menyentuh telinga dan rasa kemanusiaan penonton di ErKaEm sore itu..
Dan yang menarik dari Ary Juliyant adalah tetap konsisten dengan semangat gerilya keseniannya. Karena itu ia mengesampingkan dan menolak terjerumus dalam industri seni.
“Saya tidak menolak industri, tapi apakah mungkin misalnya industri musik membiarkan seniman tetap bebas dan utuh dengan ekspresi musiknya,” kata Ay Juliyan.
ka-es.