Program industrialisasi yang dicanangkan oleh duet duo Doktor ini sudah mulai menunjukan bukti dan terlihat wujud jati dirinya
MATARAM.lombokjournal.com —
Kepala Dinas Perindustrian Pemerintah Provinsi NTB, Hj. Nuryanti, SE, ME menjelaskan, tahun 2021 taget program industrialisasi yaitu membangun ekosisem industrialisasi.
Dicontohkan, di sektor Moslem Fashion Industry. sudah dilakukan pelatihan pelatihan pewarna alam untuk kain tenun, bimbingan teknis (bimtek) tenun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
“Juga sudah diselengarakan festival desainer tenun Lombok Sumbawa, fashion show tenun di tingkat nasional,” kata Nuryanti kepada sejumlah awak media di kantornya di Mataram, Rabu siang (27/01/2021).
Ekosistem yang terbangun, yang dimaksud adalah berkembangnya IKM-IKM yang menyediakan bahan-bahan untuk pewarna alam, berkembangnya IKM-IKM pembuat motif tenun.
Berkembangnya IKM tenun, kemudian berkembangnya pemasar-pemasar tenun. Belum lagi berkembangnya konveksi, desainer untuk pakaian-pakaian yang akan ditampilkan pada fashion show. Hingga jasa-jasa lain yang saling bertalian dalam ekosistemnya.
Nuryanti menambahkan bahwa untuk kerajinan, dikemvangkan pula industri penyamakan kulit sapi, pengolahan sampah plastik dan pengolahan limbah serabut kelapa, IG mutiara dan IG ketak.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah memilih program industrialisasi untuk percepatan pembangunan NTB.
Menurut Nuryanti, industrialisasi yang dimaksud Gubernur bukan dalam konteks pembangunan pabrik-pabrik besar.
“Tapi disederhanakan, sebagai upaya melakukan hilirisasi/pengolahan seluruh bahan baku yang tersedia di NTB menjadi produk jadi,” tuturnya.
Dicontohkan, tomat diolah menjadi saos. Membuat kelor menjadi teh dan obat. Memanfaatkan kelapa, serabutnya jadi keset, hasil kerajinan lain. Airnya dibuat jadi sirup coconut dan lainnya. Isinya bisa dibuat jadi minyak goreng. Membuat permesinan tanpa harus membeli dari luar NTB.
‘’Sederhananya, kita tidak lagi menjual kelapa mentah ke pabrikan, tidak lagi jual tomat mentah ke pabrikan. Tidak lagi beli mesin-mesin pertanian dari luar NTB. Dari proses pengolahan bahan baku ini, banyak jasa yang terlibat. Satu dengan yang lainnya saling terkait dan saling bergerak. Saling menghidupkan dan mendapat nilai tambah lebih besar. Itulah industrialisasi yang dimaksudkan,” jelas Nuryanti.
Enam sektor industri prioritas
Ia menjelaskan 6 (enam) sektor industri prioritas yang diusung dalam kepemimpinan Dr. Zul dan Umi Rohmi hingga 2023 mendatang.
Pertama, Industri Pangan, yang menurutnya pada tahun 2020 lalu telah menorehkan sejumlah capaian, meski baru dalam proses peletakan pondasi. Nuryanti menyebut sejumlah capaian industri pangan tersebut dimulai dari kegiatan standardisasi dan sertifikasi olahan pangan lokal (halal, merek, BPOM PIRT, dan Uji Laboratorium produk lainnya.
Kemudian pelibatan IKM NTB dalam penyediaan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) “Gemilang” mengurangi dampak Covid-19.
Juga ada Bimtek dan pendampingan bersama BPPOM untuk pangan lokal dalam kemasan/kaleng ayam Rarang, ayam Taliwang, sate Rembiga, sate pusut serta olahan hasil pertanian/perkebunan. Perikanan/kelautan dan peternakan juga hasil hutan bukan kayu lainnya.
Kedua, Industri Hulu Agro, capaiannya misalnya Industrialisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti minyak atsiri, minyak cengkeh, minyak kayu putih dan lain-lain. Capaian yang kalah pentingnya dalam industri Agro ini, adalah Pembangunan pabrik pakan terbesar di NTB (Feedmill) berlokasi di STIPark Banyumulek.
Ketiga, adalah Industri Permesinan Alat Transportas, mencatatkan sejumlah hadil karya putra putri NTB. Di antaranya pengembangan kendaraan listrik Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS.
Berkembangnya aneka mesin – mesin teknologi sederhana dari IKM untuk IKM. Prototype dan bimtek pembuatan mesin-mesin untuk mendukung program zero waste, kampung unggas (mesin pakan, penetas telur dll), mesin-mesin untuk pakan ternak (pencacah rumout dll untuk pakan), dan mesin olahan makanan maupun penyulingan essens oil.
Keempat adalah industri hasil pertambangan. Fokus dalam sektor ini, yakni menyiapkan segala sumber daya untuk program industri turunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kelima, Industri kosmetik, farmasi herbal dan kimia. Hasil yang dicapai pada industri ini antara lain; pengembangan industri kosmetik dan farmasi herbal (organik Lombok dan teh kelor).
Pendampingan pembuatan APD (Alat Pelindung Diri) buatan IKM, standarisasi produk dan bantuan peralatan bagi IKM kosmetik, farmasi herbal dan alat kesehatan (APD).
Dan keenam atau terakhir adalah ekonomi kreatif. Kegiatan industri inipun sudah mulai menggeliat dan melibatkan kaum melinial sebagai motor penggeraknya.
Mulai terlihat wujudnya
Nuryanti menegaskan, program industrialisasi yang dicanangkan oleh duet duo Doktor ini sudah mulai menunjukan bukti dan terlihat wujud jati dirinya.
Tahun 2021 ini, kata dia pondasi industrialisasi ditargetkan tuntas. Tahun 2019/2020 adalah membangun kerangka pendukung, misalnya peraturan-peraturan di daerah tentang industrialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang konsep industrialisasi.
Berdasarkan target Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD), tahun 2021 ini, capaian program industri dapat naik 1 persen, dari capaian terakhir tahun 2020.
‘’Satu persen ini adalah berkembangnya industrialisasi. Dan penyerapan tenaga kerjanya, serta jasa-jasa usaha ikutan dari masing-masing sektor,’’ imbuhnya.
Diungkapkan, ekosistem yang terbangun adalah berkembangnya IKM-IKM yang menyediakan bahan-bahan untuk pewarna alam, berkembangnya IKM-IKM pembuat motif tenun.
Berkembangnya IKM tenun, kemudian berkembangnya pemasar-pemasar tenun. Belum lagi berkembangnya konveksi, desainer untuk pakaian-pakaian yang akan ditampilkan pada fashion show. Hingga jasa-jasa lain yang saling bertalian dalam ekosistem.
Kemudian di sektor Industri Permesinan Alat Transportasi, capaiannya adalah dengan dikembangkan sepeda listrik dan kendaraan listrik. Sepeda listriknya adalah Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS.
Ekosistem yang akan dibangun dari produsen sepeda listrik ini saat permintaannya tinggi. Dengan sendirinya, produsen membutuhkan pasokan komponen- komponen dari IKM lainnya. Misalnya, IKM pembuat baut, IKM pembuat rangka, IKM pengelasan, IKM pengecatan. Semua IKM ini juga bertalian.
“Satu sepeda listrik ini, dapat mengembangkan banyak IKM lainnya. Kita targetkan tidak lagi mendatangkan komponen sepeda listrik dari luar. Mungkin hanya ban dan baterai yang tidak bisa dibuat langsung oleh IKM kita. Banyak yang hidup, tidak hanya produsen sepeda listrik saja. Inilah ekosistem itu, demikian juga yang lainnya,’’ jelas Nuryanti.
Tahun 2021 ini IKM-IKM yang menjadi pioner ini sudah terbentuk. Misalnya, IKM sepeda listrik, IKM kosmetik, IKM fashion. Dari masing-masing IKM ini akan berkembang IKM-IKM lain yang menjadi penyedia/pemasok atau produsen bahan baku lainnya untuk menghasilkan satu jenis produk.
‘’Kita bangun beberapa IKM, kita kawal kebutuhan dan standarisasinya kita dampingi sampai dia menjadi penghasil produk industri yang memenuhi standar,” kata Nuryanti.
IKM yang jadi inilah yang kemudian harus bermitra dengan IKM-IKM lainnya dalam satu ekosistem. Itulah pondasi yang kita maksudkan, dan tahu 2021 harus tuntas pondasinya.
Bonus Demografi
Pemprov NTB menangkap peluang bonus demografi. Potensi generasi milenial yang jumlahnya cukup besar dapat dijadikan armada untuk program industrialisasi. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah penduduk NTB pada bulan September 2020 sebanyak 5,32 juta jiwa.
Didominasi oleh generasi Z ( lahir tahun 2017 ke atas) dan milenial (lahir 1981-1996). Proporsi generasi Z sebanyak 28,62 persen dari total populasi dan generasi milenial sebanyak 27,24 persen dari total populasi NTB. Kedua generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat sejak tahun 1971. Pada tahun 1971 proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 52,56 persen dari total populasi dan meningkat menjadi 69,77 persen di tahun 2020.
‘’Generasi milenial inilah yang akan kita dampingi dan gerakkan untuk masuk sebagai pelaku industrialisasi dengan unggulan daerah di enam sektor,’’kata Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB
Hj. Nuryanti, SE, ME.
Dari data yang dimilikinya, komposisi pelaku industri di NTB tercatat sebanyak 1.131 adalah pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) kecil, 113 IKM menengah, dan 11 IKM besar. 40 persen didalamnya adalah pelaku IKM generasi milenial.
Pemprov NTB akan membangun industrialisasi berbasis potensi generasi milenial. Karena dinilai lebih cepat menerima pembelajaran, lebih cepat menyesuaikan diri, dan lebih akrab dengan teknologi.
‘’Kita ajar sekali saja, sudah cepat nangkap. Bisa membuat produk industrialisasi, dan memasarkan produknya mereka sudah memanfaatkan IT dan media social,” katanya.
Karena itu kalangan milenial ini didorong belajar di STIP. Setelah itu, mereka bisa memilih di industri yang mana.
’Kita gas pol,’’ tegas Nuryanti.
Dinas Perindustrian NTB akan menghidupkan kembali pertemuan pekanan milenial. Dan membentuk kelompok-kelompok milenial penggerak industrialisasi. ‘
Tim@diskominfo