Badan Pengungsi PBB atau UNHCR menyebut angka 5 juta pengungsi Suriah itu sebagai ‘tonggak sejarah penting’. Ini jumlah terbanyak dalam sejarah pengungsian
lombokjournal.com –
UNHCR menyerukan komunitas internasional perlu berbuat lebih banyak untuk membantu mereka. Namun komunitas internasional telah gagal mengakhiri konflik Suriah. Situasi di dalam negara itu masih tidak aman bagi orang-orang untuk pulang.
”Kami melihat lebih banyak orang yang terbunuh setiap harinya,” sebut Alun McDonald dari organisasi kemanusiaan Save the Children.
Kebanyakan pengungsi Suriah ditampung di negara-negara kawasan seperti Turki, Libanon dan Yordania. Ada juga pengungsi Suriah yang ditampung di Irak dan Mesir. Ratusan ribu pengungsi Suriah juga melarikan diri ke Eropa, tidak sedikit yang jatuh ke tangan sindikat penyelundup manusia dan dieksploitasi.
Sejumlah kecil pengungsi Suriah yang kini bermukim secara resmi di Eropa, Kanada dan Amerika Serikat (AS). Kelompok pengungsi terbesar ada di Turki, jumlah yang terdaftar mencapai 2,9 juta orang.
Di Yordania, ada 657 ribu pengungsi Suriah yang terdaftar pada PBB, namun pemerintah setempat menyebut angka sesungguhnya mencapai 1,3 juta pengungsi Suriah. Sedangkan di Libanon, PBB menyebut ada sekitar 1 juta pengungsi Suriah yang tinggal dalam kondisi memprihatinkan di barak-barak tak resmi. Situasi semakin sulit karena pemerintah menolak membangun barak pengungsi yang resmi.
McDonald juga menyebut sebagian besar komunitas internasional juga gagal membantu pengungsi, dengan semakin banyak negara yang menutup perbatasan dan mengusir pengungsi.
Beberapa negara menutup pintu bagi pengungsi, dengan berbagai alasan. Sebagian negara-negara Eropa belum terbiasa dengan kehidupan multibudaya. Negara-negara tersebut didominasi oleh orang Kristen dengan populasi muslim yang sangat sedikit, ditambah gerakan politik sayap kanan yang menimbulkan kebencian SARA di masyarakat.
Misalnya, Slovakia mengatakan akan menerima 200 pengungsi Suriah demi meringankan beban negara-negara sahabat Uni Eropa, karena sedang mengalir ratusan ribu migran ke dalam Uni Eropa. Namun syaratnya, semua 200 keluarga yang akan diterima haruslah orang Kristen.
Beberapa negara Eropa Tengah lainya, seperti Republik Ceko, hanya mengambil pengungsi Suriah yang beragama Kristen.
Sebagian negara Eropa khawatir potensi penyusupan dari ISIS yang masuk lewat jalur pengungsi yang menimbulkan kewaspadaan tinggi terhadap pengungsi Suriah.
BACA JUGA : Ramadhan Penuh Derita Bagi Pengungsi Suriah
Ada yang menarik, para pengungsi tidak menjadikan negara-negara kaya di teluk arab sebagai tujuan. Mereka lebih memilih untuk pergi ke Eropa.
Misalnya, Qatar hanya tercatat menerima pengungsi maksimal 130 ditahun 2014. Arab Saudi hanya menerima hingga maksimal 600 pengungsi di tahun 2012 dan jumlahnya berkurang ditahun 2014. Uni Emirat Arab dan Kuwait mempunyai rekor yang tak berbeda jauh dengan Arab Saudi.
Rr
(Dari berbagai sumber)