MATARAM.lombokjournal.com —
Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Keluarga Alumni Universitas Mataram (IKA Unram) direncanakan akan digelar secara hybrid pada 29-30 Mei 2021.
Berbagai persiapan telah dilakukan panitia mengyongsong Munas yang digelar empat tahun tersebut.
Ketua Panitia Munas IKA Unram, Lalu Athari Fathullah menjelaskan kegiatan Munas akan dilaksanakan secara offline sesuai protokol kesehatan mengingat masih Pandemi Covid-19.
Menurutnya, selain evaluasi dan perencanaan program ke depan, dalam Munas juga akan dilaksanakan pemilihan Ketua Umum dan jajaran kepengurusan IKA Unram untuk periode 2020-2024.
Athar mengatakan pendaftaran ketua umum saat ini belum dibuka. Panitia katanya masih melakukan persiapan.
“Kita berharap banyak alumni yang ikut ambil bagian untuk ramaikan Munas nanti, sebagai wujud kepedulian alumni terhadap almamater,” ujarnya, selasa ( 21/4 ).
Dijelaskan, nantinya panitia SC dan OC akan membuka pendaftaran calon ketua umum sesuai AD/ART dan PO organisasi.
“Organisasi ini adalah organisasi guyup, jadi membutuhkan figur yang sukarela untuk melakukan pengabdian sesuai tridharma perguruan tinggi,” jelasnya.
Sementara itu Alumni Fakultas Hukum Unram yang juga masuk dalam IKA Unram Jabodetabek, Didi Aulia Harahap, mengatakan IKA Unram ke depannya harus dapat mandiri untuk setiap kegiatan. Dia berharap dapat melakukan crowdfunding atau urunan dana yang mampu sukseskan setiap kegiatan.
“Kerjakan sesuai kemampuan dan libatkan sebanyak banyaknya alumni yang bisa membantu. Mulailah dengan crowdfunding yg akuntabel karena IKA ini harus punya uang buat jalan,” ujarnya, Senin, 19 April 2021.
Dia juga berharap IKA Unram memiliki banyak cabang yang dapat diakses alumni. Juga memiliki big data yang mudah diakses.
“(Berharap) punya sekretariat di Unram dan di kota-kota cabang yang bisa diakses. Kembangkan sistem digitalisasi dan buatlah big data yang aksestable untuk pengembangan potensi alumni,” katanya.
D.A Malik, Alumni Unram yang kini menjadi pengacara sukses mengucapkan terimakasih terhadap kepemimpinan IKA Unram Sirra Prayuna. Dia mengatakan, di kepemimpinan Sirra, IKA Unram dapat melejit di tingkat nasional.
“Yang pertama atas nama pengurus kami ucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada pengurus dan semua pihak yang telah membantu proses dinamika IKA Unram,” ucapnya.
“Terimakasih pada kepemimpinan Ketum IKA Bapak Sirra Prayuna. IKA sudah bisa dibawa ke tingkat nasional dan telah disejajarkan dengan alumni-alumni di seluruh perguruan tinggi negeri se-Indonesia,” katanya.
Dia berharap pemilihan Ketum dalam Munas IKA Unram bisa menjadi regenerasi yang melahirkan profesional dan progresif yang dapat membawa IKA memiliki jaringan luas.
“Tentu untuk proses pemilihan IKA nantinya perlu regenerasi kepimpinan IKA Unram dengan melibatkan rekan-rekan muda yang profesional dan progresif serta memiliki jejaring luas,” ujarnya.
Dia berharap semua pihak dapat bersinergi dalam mengelola IKA Unram dan menyukseskan Munas tahun ini.
Panitia Harus Terbuka
Berbeda dengan yang lain, alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unram, M. Fihirudin, meminta Panitia Munas IKA Unram, meminta agar panitia lebih terbuka mengumumkan pendaftaran bakal calon dan mekanisme lainnya.
“Kita meminta panitia secara terbuka membuka pandaftaran bakal calon, persyaratannya seperti apa dan mekanisme pemilihannya. Siapa saja yang memiliki hak suara penuh,” tegas Fihir.
Direktur Lombok Global Institut (Logis) ini mengatakan suksesnya Munas IKA Unram ada pada keterbukaan dan transparansi panitia. Dia berharap panitia tidak menjadikan Munas ini sebagai ajang yang disebut “jual karcis”.
“Jangan sampai kesannya panitia Munas menjual karcis ke bakal calon seperti Munas IKA sebelumnya,” cetusnya.
Kendati demikian, Fihir berharap Munas IKA Unram pada 20-30 Mei mendatang dapat melahirkan sosok yang mampu membawa IKA Unram lebih maju dan progresif. Dia berharap IKA tidak hanya dijadikan kekuatan politik semata, namun bisa menjadi wadah untuk pengabdian kepada masyarakat.
Setali tiga uang dengannya, mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unram periode 1993 – 1994 dan 1994 – 1995, Muhammad Ihwan alias Iwan Slenk, berharap Munas tahun ini berjalan lancar sesuai mekanisme.
“Sebagai alumni kami hanya berdoa dan berharap agar perhelatan tersebut berjalan dengan baik sesuai mekanisme yang telah diatur dalam AD/ART dan PO organisasi,” katanya.
Dia berharap pemimpin baru dapat menjalankan estafet kepemimpinan sebelumnya.
“Tentu berharap juga lahir pemimpin baru yang bisa menjalankan estafet kepemimpinan selanjutnya,” katanya.
Pengacara PBNW ini mengaku tidak tahu banyak tentang IKA Unram. Namun dia berharap IKA dapat bermanfaat di khalayak.
“Saya tidak banyak paham tentang IKA Unram ini, karena setelah tamat lalu bayar uang alumni terus selesai, gak ada kontak atau komunikasi dengan IKA walaupun sampai hari ini masih mengantongi KTA IKA,” katanya.
“Mudahan saja ke depan IKA Unram ini bisa memiliki manfaat guna bagi alumni sendiri, juga bagi Unram dan bagi masyarakat secara luas,” ujarnya.
Iwan menambahkan, “Jangan seperti yang sudah-sudah, alumni saja gak tahu apa saja kegiatan, program yang sudah dibuat dan dilaksanakan oleh IKA Unram ini. Yang kami kenang hanya ada nama IKA Unram, kemudian kami juga tahu bahwa kami juga bagian dari anggotanya, selain itu tidak ada,” ujarnya.
Basri Mulyani, alumni Unram yang kini menjadi Dekan Fakultas Hukum UGR ini, mengatakan momentum Munas nanti dapat digunakan kampus untuk tiga hal:
(1) Mengetahui stakeholder satisfaction, dalam hal ini lulusan, terkait dengan learning experiences yang mereka alami, untuk dijadikan alat evaluator kinerja institusi;
(2) Mendapatkan masukan yang relevan sebagai dasar pijakan pengembangan institusi, terkait dengan kemampuan bersaing, kualitas, dan working experiences lulusan yang bisa digunakan untuk menangkap kesempatan dan menanggulangi ancaman ke depan;
(3) Meningkatkan hubungan lulusan dan almamater, karena apabila dilihat dari pengalaman institusi-institusi pendidikan terkenal, ikatan lulusan dan almamater yang kuat akan banyak membawa banyak manfaat kepada almamater seiring dengan diakuinya kiprah lulusan di masyarakat.
“Jadi tidak boleh sembunyi-sembunyi harus terbuka dan calon Ketum harus jelas visi misinya dan yang penting harus paham apa visi misi Unram jangan sampai bertolak belakang,” ujarnya.